Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMAM ABU HAMID MUH. AL GHOZALIY Ra.


  Imam abu Hamid Muh. Al Ghozaliy Ra. hidup pada tahun 450-505. Beliau sebagai mujaddid Islam pada akhir abad ke 5 dan awal abad ke 6 H. Ayahnya adalah seorang yang solih dan kesenangannya mendatangi para Ulama di dalam majlis-majlis pengajiannya dan bertadhorru' kepada Allah meminta dikaruniani anak yang solih yang bermanfaat bagi orang banyak. Kemudian ternyata diberi dua anak yang hebat-hebat yaitu Muhammad dan Ahmad al Ghozali. Dua anak ini sejak dari kecilnya sudah yatim. Maka setelah harta peninggalan dari orang tuanya habis lalu masuk salah satu Madrasah yang menjamin gratis makanannya. Inilah maka diantara sabdanya beliau pernah berkata yang artinya sebagai berikut : "Aku mencari ilmu tidak karena Alloh akan tetapi akhirnya ilmu itu tidak mau kecuali karena Alloh". Sabda ini sering disalah gunakan oleh orang sekarang. Kemudian beliau dalam perkembangan hidupnya dibidang ilmu selalu luar biasa dan luar biasa sehingga disegala bidang selalu menang tanding dan masyhur sampai dunia luar Islam karena kefilusufan beliau. 

 Beliau sebagai pengelola Madrasah Nizhomiyyah Baghdad yang sehingga di dalam majlis ta'limnya yang mendatangi para Ulama besar-besar sampai terkenal dengan 300 sorban para gembong Ulama dari jauh. Kedudukan yang sampai begini beliau Imam al Ghozali belumlah puas yang kemudian merekayasa melepaskan semua kegiatan beliau lalu berangkat berkelana mengembara menuju ke Syam untuk bermujahadah ngetop hanya untuk 'uzlah/mengasingkan diri membersihkan hati dan akhlaq-akhlaq yang jelek kemudian berhajji, ziarah kanjeng Nabi Saw. dan makam-makam keramat. Sekarang Imam al Ghozali tambah ilmu yang luar biasa lagi yang langsung dari Alloh /alma'aarif wal mawaahib al laduniyyah, mengarang kitab al Ihya' lalu beliau kembali pada tahun 499 H. Beliau hanya bisa uzlah dua tahun karena terpaksa terdorong mafakat para Ulama min Ahlillah dan karena impian banyak dari para solihin bahwa Alloh Swt. akan menghidupkan agamNya setiap abad. Dalam hal ini yang dimaksud sebagai seponsor penggerak reformasi adalah beliau Imam al Ghozali Ra. Maka beliau memulai bergerak lagi sebagai mujaddid /pemurni agama awal abad ke 6H. 

   Berkata Imam al Ghozali Ra. : Sekarang aku tidak seperti dahulu, kalau dahulu aku masih mencari kedudukan, sekarang tujuanku memperbaiki pribadiku sendiri dan orang lain. Aku mengajak menuju ilmu yang bisa untuk meninggalkan kedudukan dunia dan untuk mengetahui rendahnya mencari kedudukan. Bukan aku yang menggerakkan tap Alloh yang memperjalankan aku...(sekarang beliau segala sesuatu betul-betul Billah tidak menggunakan nafsu lagi).

  Mengenai kitab-kitab hasil buah pena beliau maklumlah banyak sekali dan luar biasa ilmu bidang apa saja. Diantara yang terkenal adalah kitab Ihya'. Ketika Widhi 'Iyadh (bukan wali Fudhoil bin 'Iyadh, tapi Widhi 'Iyadh seorang penghulu) berfatwa dan akan membakar kitab Ihya' ini seketika itu juga dia mati di tempat mandi, na'udzubillah.

  Sebelum ini Imam Al Ghozali telah dikagumi dan menjadi jurusan orang dari segala penjuru, sekarang banyak yang menentang dan mengolok-olok terutama dari golongan para Ulama yang anti tasawwuf tidak mau membuka mata hatinya. Mengenai ini semua penjelasannya bisa dibaca di Syarah kitab Ihya' dan di kitab Sirojut Tolibin karangan Syaikh Ihsan Jampes Kediri.

   Dalam kitab Al Jaami' ; berkata Sayyidi Muhyiddin Ibnu 'Arobi : Syaikh Abu 'Abdillah bin Zain itu adalah orang yang paling utama di negara Asybiliyyah. Beliau ini selalu membaca dan berpedoman kitab Ihya' Ghozali. Lalu pada suatu malam beliau membaca kitab karangannya Abul Qosim bin Ahmad yang isinya menentang kata-katanya Imam Ghozali, beliau terus menjadi buta, lalu seketika bersujud kepada Alloh dan tadhorru' dan bersumpah tidak akan membaca kitab itu lagi dan akan membuangnya. Kemudian Alloh mengembalikan matanya bisa melihat lagi.

   Berkata Imam Al Munawir : Syaikh Ibnu Harozim itu biasanya mengolok-olok Imam Ghozali dan melarang membaca kitab Ihya'. Kemudian pada suatu hari beliau berangkat mendatangi para santrinya dengan membawa kitab lalu bertanya ; adakah kalian semua tahu ini kitab apa?, Ini adalah kitab Ihya'nya Imam Ghozali. Lalu beliau membuka nadanya memperlihatkan ada lukanya akibat cambuk dan beliau menjelaskan : Aku tadi malam tidur bermimpi didatangi Imam Ghozali lalu diajak sowan di hadapan Rosulalloh Saw. Setelah aku berdua di hadapan kanjeng Nabi, Imam Ghozali berkata : Ya Rosulalloh, orang ini menamakan kepadaku katanya aku berkata yang tidak engkou katakan. Maka kemudian beliau Nabi memerintahkan supaya aku dicambuk, terus aku dicambuk sampai begini ini, ini bekasnya masih.

    Syaikh Ahmad as Soyyad melihat pintu langit terbuka dan segolongan Malaikat sama turun ke bumi dengan membawa pakaian berwarna hijau serta membawa kendaraan. Lalu mereka semua berhenti di suatu kuburan lalu mengeluarkan orang satu dari dalam kuburan itu lalu diberi pakaian hijau tadi dan dinaikan kendaraan yang dibawa tadi terus diajak naik ke beberapa langit sampai menembus melewati beberapa hijab. Aku sampai heran sekali dan ingin tahu siapa gerangan orang itu? Lalu ada yang berteriak : itu Al Ghozali. Demikian itu tadi aku tidak tahu sampai batas mana dia naik.

   Beliau Wali Qutub agung Syaikh Abul 'Abbas Al Mursiy Ra. menyaksikan bahwa Imam Ghozali itu berpangkat Shiddiqiyyah Uzhma. Shiddiqiyah adalah derajat wali yang paling tinggi, asal dari Sayyidina Abu Bakar as Shiddiq Ra.

  Beliau Wali Qutub teragung Syaikh Muhyiddin Ibnu 'Arobiy itu sering dan terbiasa datang di majlis ta'lim (kelanjutan dari dulu) jasanya Imam Ghozali perlu mencari barokah karena Islam Ghozali itu telah berpangkat Hujjatul Islam. Ini bisa dibaca lebih lanjut di belakang tentang terjemah bilaiu.

Qosidah Al Munfarijah ciptaan Imam Ghozali yang telah menjadi tinggalan beliau adalah berupa senjata ampuh untuk meminta kelonggaran dan tolak bilahi, pernah disaksiakan oleh beliau kanjeng Nabi Saw.



Mommy aqila
Mommy aqila Sedikit hiburan kaum rebahan *_^

Posting Komentar untuk "IMAM ABU HAMID MUH. AL GHOZALIY Ra. "