Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Punya Karomah Wali, Ini Dia Fakta Gus Miek Wali Allah

alhuda14.net - Punya Karomah Wali, Ini Dia Fakta Gus Miek Wali Allah- Kewalian Gus Miek telah diakui banyak orang. Bahkan mantan Presiden Gus Dur pun telah mengakuinya. Beliau mengatakan, bahwa Gus Miek memang mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Yang mencegangkan kewalian Gus Miek diceritakan telah nampak sejak beliau masih dalam kandungan Ibunya.

Gus Miek terlahir dengan nama Chamim Tohari Djazuli pada tanggal 17 Agustus 1940. Beliau adalah putera ketiga pasangan K.H. Ahmad Djazuli Ustman dengan Nyai Hj. Rodhiyah. Ayah Gus Miek adalah pendiri pesantren Al-Falah Ploso Kediri. Saat masih kecil, saudara Gus Miek kesulitan mengucapkan Chamim, yang terucap justru adalah Miek. Inilah yang menjadi cikal bakal mengapa beliau dipanggil Gus Miek hingga sekarang. simak juga tentang kisah Syekh Nawawi Al-Bantani

Gus Miek wali Allah
Gus Miek wali Allah

Fakta Gus Miek Wali Allah yang Harus Diketahui

Semasa hidupnya Gus Miek wali Allah dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan dalam dakwahnya sedikit unik dan nyentrik. Karena itulah namanya dikenal dimana-mana. Karomah wali beliau telah terlihat sejak masih kecil, yang membuatnya disegani banyak orang. Bahkan faktanya, ayahnya pun turut kagum dan segan dengan Gus Miek, serta banyak fakta lainnya. Berikut ini adalah beberapa fakta yang mungkin belum banyak diketahui dari sosok Gus Miek;

Waktu Kecil Dikenal Nyleneh

Semasa hidupnya, sejak kecil hingga dewasa Gus Miek memang dikenal sebagai pribadi yang nyleneh. Bahkan keluarganya sendiri pun mengakui. Sebuah cerita dari masa kecilnya tercatat, ketika masih mondok di pesantren Lirboyo, Gus Miek dititipkan kepada K.H. Mahrus Ali. Saat itulah, sikap nyleneh Gus Miek kembali nampak.

Gus Miek wali Allah, justru berjualan jamu di pasar Warujayeng Nganjuk, bukannya nyantri seperti yang lain. Bahkan selama 2 tahun, kakak Beliau Gus Din tidak pernah bertemu dengan Gus Miek yang terkenal nyleneh tersebut. Selain sikap nylenehnya, Gus Miek semasa kecil juga dikenal sebagai pribadi yang lembut dan sangat sopan. Buah cerminan kehalusan dan kelembutan hatinya.

Tutur kata hingga tingkah lakunya penuh dengan kesopanan. Hingga membuat siapa saja yang berada di dekatnya merasa kagum, tenang, teduh dan damai. Dalam sebuah catatan sejarah, ketika berjalan bahkan Gus Miek selalu menundukkan muka, yang seolah menggambarkan kerendahan hatinya. Langkah kakinya penuh dengan kehati-hatian dan pelan. Membuat orang yang melihatnya merasa terpukau.

Penghormatan dari Ayah Gus Miek

Telah banyak ulama yang menyatakan bahwa Gus Miek wali Allah telah terlihat istimewa sejak masih dalam kandungan. Aura kewaliannya telah terlihat jelas. Mereka yang telah mengakui adalah K.H. Mubasyir Mundzir dan K. H. Dalhar yang kelak akan menjadi guru Gus Miek. Bahkan ayah Gus Miek sendiri pun mengakuinya.

Dalam kesehariannya, justru K.H. Djazuli berbicara dengan bahasa halus dengan Gus Miek. Sesuatu hal aneh yang jarang dilakukannya kepada anak beliau yang lain. Hal ini dikarenakan, menurut K.H. Djazuli anaknya memiliki derajat yang lebih tinggi di mata Allah dibandingkan dengan dirinya.  Secara umur mungkin lebih tua, tapi segi keilmuan Gus Miek tampak lebih tua. Menariknya, menurut ayah Gus Miek tanda kewalian Gus Miek telah tampak sejak lahir.

Bertemu dengan Nabi Khidir

Saat masih kecil, Gus Miek wali Allah dikenal memiliki hobi memancing. Suatu ketika, ketika beliau mencari ikan di sungai Brantas dengan seorang santri, tiba-tiba beliau tenggelam. Tentu saja santri yang menemaninya merasa panic. Saat dicari sepanjang sungai, Gus Miek tidak kunjung ditemukan. Akhirnya mereka terpaksa melaporkan kejadian tersebut pada K.H. Djazuli dan mengatakan Gus Miek belum bisa ditemukan.

K.H. Djazuli pun memarahi santri tersebut dan menyuruh untuk mencari Gus Miek sekali lagi. Saat kembali ke sungai itu lah, Gus Miek ternyata telah berada di tepi sungai dengan keadaan sehat. Saat Gus Miek ditanya kemana saja beliau, Gus Miek mengatakan bahwa tadi dirinya telah dibawa untuk bertemu dengan Nabi Khidir di dalam sungai.

Suka Menyendiri dan Bersuara Merdu

Fakta lain yang mungkin belum diketahui banyak orang tentang masa kecil Gus Miek wali Allah adalah sikapnya yang suka menyendiri. Beliau sejak kecil memang berbeda dengan saudaranya. Lebih senang bermain sendiri dibandingkan harus berdekatan atau bercengkerama dengan saudara atau santri lainnya. Beliau dikenal pendiam dan seolah menyimpan misteri yang sulit terjawab.

Disamping pribadinya yang suka menyendiri dan pendiam, Gus Miek juga dikenal memiliki hobi yang aneh. Selain memancing di belakang pondok, Gus Miek suka melihat para penjual wenter yang ada di pasar. Beliau baru akan pulang saat penjual wenter tersebut tutup dan kembali ke rumah. Hobi yang dinilai berbeda dengan saudaranya yang lain.

Saat kecil Gus Miek wali Allah juga memiliki suara yang merdu dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Saat mengaji Al-Qur’an bacaannya merdu, fasih, mendayu-dayu dan menyejukkan hati siapapun yang mendengarnya. Dalam mempelajari Al-Qur’an Gus Miek diajari langsung oleh Ibunya yaitu Nyai Rodhiyah. Setelah itu, beliau diserahkan kepada ustadz Hamzah hingga khatam.

Pendiri Dzikrul Ghofilin dan Jantiko Mantab

Gus Miek dikenal sebagai seorang hafizh. Arti Al-Qur’an bagi Gus Miek adalah tempat mengadu tentang segala permasalahan yang mungkin tidak dimengerti kebanyakan orang. Gus Miek yang sering membaca dan semaan Al-Qur’an merasakan adanya ketenangan. Beliau juga merasa berdialog dengan Allah saat membaca Al-Qur’an.

Dilatar belakangi itulah, akhirnya Gus Miek berinisiatif mendirikan majlis Semaan Al-Qur’an, Jamaah Dzikrul Gholifin. Beliau juga mendirikan Jantiko Mantab. Dikenal sebagai kyai yang berkaromah dan nyleneh, ,majlis keagamaan Gus Miek wali Allah selalu padat dengan jamaah. Mereka datang dari berbagai penjuru tanah Jawa.

Para jamaah tersebut, dari pagi senantiasa sabar mendengarkan bacaan Al-Qur’an agar bisa mengamini doa yang dibaca Gus Miek. Selain mengharap doa, mereka selalu menanti siraman rohani berupa mauizhah hasanah dari Gus Miek yang kharismatik. Hingga beliau meninggal majlis tersebut tidak pernah sepi, bahkan bertambah ramai.

Keluarga Gus Miek dan Wafatnya Beliau

Saat masih hidup Gus Miek wali Allah menikah dengan seorang wanita yang bernama Lilik Suyatilah atau Nyai Lilik. Pertemuan mereka sangat unik dan sempat tidak direstui oleh orang tua Gus Miek saat akan menikah. Penyebabnya adalah karena Nyai Lilik bukan dari kalangan pesantren. Namun, seorang ulama menyakinkan bahwa Nyai Lilik inilah yang dapat mendampingi dakwah Gus Miek yang nyentrik. Alhasil menikahlah mereka berdua.

Dari pernikahan tersebut lahir enam orang anak, yaitu H. Agus Tajjudin Heru Cokro. Disusul oleh H. Agus Orbar Sadewo, Agus Tijani Robert Syaifunnawas, H. Agus Sabuth Pranoto Projo. Dua anak yang lain adalah puteri yang bernama Ning Riyadin Dannis dan  Hj. Tahta Alfina Pagelaran. Sepanjang hidup  Gus Miek dan Nyai Lilik dikenal romantis hingga maut memisahkan. Gus Miek wafat pada tanggal 5 Juni 1993 di Surabaya. simak juga tentang biografi Mbah Kholil

Itulah sekelumit kisah Gus Miek wali Allah yang kewalian dan karomahnya diakui hingga sekarang. Meskipun beliau telah wafat ajaran dan nasehat beliau masih tetap dikenang hingga sekarang. Beliau adalah salah satu ulama terbaik yang dimiliki bangsa ini. Meskipun dakwahnya nyentrik, tapi dakwah beliau mudah untuk diterima.

Posting Komentar untuk "Punya Karomah Wali, Ini Dia Fakta Gus Miek Wali Allah"