Mengulas Biograsi Gus Miek, Sang Ulama dari Jawa Timur
alhuda14.net - Mengulas Biograsi Gus Miek, Sang Ulama dari Jawa Timur - Sosok Gus Miek tentu tak asing lagi di telinga masyarakat khususnya di daerah Jawa Timur. Beliau adalah sosok ulama yang tidak hanya mengajarkan ajaran Islam. Beliau juga mengajarkan bahwasanya mengajak orang lain dalam kebaikan banyak dengan berbagai cara. Tidak harus terpaku pada cara orang lain, namun bisa berinovasi.
Sosok Gus Miek banyak
menceritakan penggalan kisah yang cukup unik. Betapa hidayah dari Allah dapat
turun kepada orang yang dianggap remeh. Dari sinilah menjadikan instropeksi
diri, jangan menganggap diri sendiri sudah menjadi orang baik. Orang yang
dianggap hina, tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi lebih baik.
Semangat berdakwah ulama inilah yang perlu dicontoh oleh semuanya.
![]() |
biografi Gus Miek |
Sepenggal Biografi Gus Miek
Mempelajari biografi Gus
Miek bertujuan untuk memberikan suntikan semangat untuk melanjutkan
cita-cita bersama melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Banyak hikmah yang dapat
diambil dari kehidupan sosok beliau yang penuh dengan cara unik dalam
berdakwah. Berikut biografi dari seorang ulama dari Jawa Timur yang banyak
menginspirasi banyak orang untuk berubah menjadi lebih baik.
Biografi Gus Miek Semasa Kecil
Gus Miek adalah anak ketiga
dari enam bersaudara yang sejak kecil hidup di lingkungan pesantren. Beliau
adalah salah satu putra dari pasangan K.H Djazuli Utsman dan Ibu Nyai Rodhiyah.
Dari ayahnyalah yang tidak lain seorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah,
Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, beliau belajar Islam. Sejak kecil selalu
diajarkan dan dipersiapkan menjadi seorang pendakwah tangguh.
Amiek adalah nama panggilannya
di masa kecil. Menurut biografi Gus Miek, sejak kecil beliau tinggal di
daerah Kediri. Lebih tepatnya di lingkungan bekas kantor penghulu yang telah
ditebus orang tuanya. Amiek sejak kecil terkenal dengan sosoknya yang cukup
pendiam. Selain itu juga lebih suka memilih menyendiri . Tentu hal itu akan
kontra tidak seperti saudara dan teman sebaya lainnya.
Memiliki suara yang merdu dan
fasih dalam membaca Al Quran adalah kelebihan yang selalu menonjol pada diri
Amiek sejak kecil. Secara pendidikan, beliau pada awalnya menempuh sekolahnya
di Sekolah Rakyat (SR). Namun beliau kurang bersemangat dalam belajar, sehingga
sekolah tersebut tidak sampai selesai karena lebih sering membolosnya saat jam
sekolah.
Gus Miek sejak kecil
mempelajari Al Quran dengan bimbingan ibunya, kemudian diserahkan pada Ustadz
Hamzah. Di sisi lain untuk kategori belajar kitab, beliau bersama saudaranya
belajar langung pada ayahnya. Hal tersebut secara tidak langsung menancap
secara kuat dari kecil segala tentang ajaran agama Islam. Biografi Gus Miek inilah
yang menjadikan contoh agar orang tua mau mengajarkan anaknya.
Hal unik terjadi sejak kecil
pada sosok Gus Miek, diumurnya yang masih 9 tahun, beliau telah mengenal baik
para ulama besar. Beberapa nama ulama besar yang biasa dikunjungi adalah K.H
Mubasyir Mundzir dari Kediri. Selain itu K.H Mas’ud (Gus Ud) dari Pagerwojo,
Sidoarjo dan K.H Hamid dari Pasuruan. Para ulama melihat sosok Gus Miek kecil
telah melihat aura ke alimannnya kelak di masa depan.
Biorafi Gus Miek juga
menceritakan peristiwa saat di rumah Gus Ud. Bertemulah dengan K.H Ahmad Siddiq
yang saat itu sebagai sekretaris pribadi K.H Wahid Hasyim. Kelak K.H Ahmad
Siddiq inilah yang akan menentang tradisi sufi, namun juga teman baiknnya di
Dzikrul Ghofilin. Meskipun berbeda tradisi, tidak menjadikan alasan untuk
saling memusuhi, justru semakin kuat dalam menjalin pertemanan.
Pendidikan Awal Gus Miek
Gus Miek pada saat umur 13
tahun melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Hal tersebut
setelah K.H Mahrus Ali sendiri datang sendiri menjemput di Ploso dan menawarkan
belajar di Lirboyo dibawah bimbingannya sendiri. Akhirnya beliaupun belajar di
pondok pesantren Lirboyo. Namun pendidikan tersebut hanya bertahan selama 16
hari dan setelahnya lebih memilih untuk pulang ke Ploso.
Pada saat sampai di rumah,
tentu orang tuanya kaget akan kepulangan Sang Putra. Di sini biografi Gus
Miek juga menceritakan bahwa beliau tidak mau lagi melanjutkan belajar di
Pondok Lirboyo. Padahal belajarnya masih selama 16 hari. Di sisi lain beliau
menunjukan dalam waktu 16 hari, mampu maksimal untuk belajar dan menyerap ilmu
dari Pondok Lirboyo.
Pembuktian kesungguhan saat
belajar adalah mampu menggantikan jadwal pengajian yang biasa diisi oleh Sang
Ayah di Pondok Pesantren Ploso. Saat itu Gus Miek mampu mengajarkan berbagai
kitab. Kemampuan dalam mengajarkan inilah, tentu membuat kagum kedua orang
tuanya. Sejak kejadian itu, orang tua mulai menyadari adanya karomah pada diri
putranya. Sejak kecil meskipun pendiam namun pintar.
Dalam biografi Gus Miek
kitab-kitab yang berhasil diajarkan semasa remaja adalah Kitab Tahrir (Fiqih
dasar), Fatkhul Mu’in (Fiqih tingkat menengah). Selain itu Jam’ul Jawami (Uslul
Fiqih), Fathul Qarib (Fiqih menengah), Iqna (Penjabaran Fathul Qarib). Tidak
tertinggal juga seputar kitab hadist yakni Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Beberapa yang lain juga Shaban (Tata Bahasa Arab) dan Ihya’ Ulumuddin.
Setelah menunjukan kemampuan
pada orang tuanya. Justru beliau meminta kembali untuk belajar di Pondok
Pesantren Lirboyo. Setelah kembalinya belajar kembali, beliau jauh lebih
serius. Di sisi lain Gus Miek juga memiliki kebiasaan unik. Setiap jam belajar,
lebih memilih tidur di atas kitabnya. Namun setiap ada pertanyaan dari Sang
Guru, beliau juga mampu menjawab dengan benar.
Biografi Gus Miek menceritakan
semasa di Lirboyo, dekat dengan sosok Abdul Ro’uf dari Blitar dan Abdul Zaini
dari Gresik. Selain itu juga dekat dengan Abdullah dari Magelang, Gus Idris,
dan Gus Fatkhurrohman. Pertemuan dengan Abdullah menjadikan beliau melanjutkan
belajarnya di Pondok Pesantren di Watucongol, Magelang, Jawa Tengah. Sebuah
Pondok pesantren dibawah pengasuhan K.H. Dalhar.
Dakwah Gus Miek
Gus Miek terbiasa melakukan
perjalanan dakwah berhari-hari dari dalam hingga ke luar kota. Hal tersebut
sebagai wujud totalitas beliau dalam berdakwah hanya mengharap balasan Allah
SWT. Pernah suatu ketika memasuki bar, tempat perjudian, atau tempat maksiat
lainnya hanya untuk berdakwah. Kala itu berperan seperti orang pada umumnya
dari segi penampilan. Cara dakwah yang tidak seperti biasanya.
Biografi Gus Miek menceritakan
keajaiban di tempat itu, ada beberapa orang di tempat maksiat itu yang mendapat
hidayah setelah bertemu dengan Gus. Ketegasan dan mudah bergaul ke semua
kalangan menjadikan banyak yang menyukai cara dakwahnya. Beliau membuat amalan
dzikir jamaah Mujahadah, Dzikrul Ghofilin, dan Semaan Al Quran Jantiko Mantab
yang kini mulai banyak jamaahnya.
Biografi Gus Miek banyak memberikan pelajaran hidup bahwasanya harus banyak belajar dari setiap peristiwa yang telah dilalui. Semangat dalam berdakwah akan muncul seiring dengan ketaatan kepada Allah yang semakin meningkat. Untuk itu penting untuk selalu bermunajat meminta petunjuk ke jalan yang benar. Semoga ulasan biografi dari salah satu tokoh ulama Jawa Timur ini bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Mengulas Biograsi Gus Miek, Sang Ulama dari Jawa Timur"