Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Karomah Gus Miek Semasa Hidupnya

alhuda14.net - Cerita Karomah Gus Miek Semasa Hidupnya – Karomah yang dimiliki Gus Miek sudah ditunjukkan sejak masih dalam kandungan. Lahir di Kediri dari pasangan KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah yang memiliki jalur keturunan sampai kepada Nabi Muhammad. Hamim Tohari Djazulli adalah nama lengkap beliau, lahir pada 17 Agustus 1940. Beliau dikenal baik oleh dikalangan guru sufi, kiai-kiai NU, seniman, birokrat sampai preman dan bandar judi.

Tradisi pengajian Sema’an Al-Qur’an Jantiko Mantab dan wirid dzikrul ghafilin, merupakan tradisi yang beliau bangun dengan beberapa koleganya. Gus Miek kecil tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Sudah nampak keunikannya dengan tidak suka banyak bicara, dan lebih sering menyendiri. Akan tetapi, Gus Miek menjadi anak yang tumbuh cerdas dan serba ingin tahu. simak juga tentang Gus Miek Kediri

karomah Gus Miek
karomah Gus Miek

Kisah Masa Kecil Gus Miek

Gus Miek disekolahkan oleh Ayah beliau di Sekolah Rakyat. Namun karena sering tidak masuk, maka sekolahnya tidak diselesaikan. Kemudian Gus Miek belajar Al-Qur’an dengan Ibu beliau, Hamzah, Khoirudin dan juga Hafidz. Meski pelajarannya belum usai, beliau selalu meminta khataman, sehingga membuat para gurunya kewalahan. Namun itulah salah satu karomah Gus Miek yang sudah mulai terlihat.

Saat usianya menginjak 9 tahun, beliau sudah sering mengunjungi berbagai kiai sufi. Kebiasaannya yang sering keluar rumah tersebut membuat orang tuanya khawatir. Hingga akhirnya sang ayah memintanya ngaji ke Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH Machrus Ali. Gus Miek memutuskan kembali pulang ke Ploso setelah menjalani 16 hari di sana. Gus Miek menggantikan seluruh pengajaran ngaji dari sang ayah.

Menginjak usia 14 tahum, karomah Gus Miek terlihat dari beliau pergi ke Malang dan menjadi santri serta mengunjungi beberapa kiai disana. Hingga akhirnya memutuskan untuk kembali lagi ke Ploso, pesantren sang ayah. Disitulah, beliau minta untuk dinikahkan dengan Zaenab, putri dari KH. Muhammad Karangkates, yang saat itu masih berusia 9 tahun. Pernikahannya tidak bertahan lama, 3 tahun usia pernikahan akhirnya harus mengalami perceraian.

Pada tahun 1960, Gus Miek bertemu dan menikah kembali dengan seorang wanita dari Setonogedong, Lilik Suyati. Pernikahan ini sempat ditentang oleh kedua orang tua beliau. Namun, atas ijin salah satu guru Gus Miek, KH. Mubasyir Mundzir, akhinya pernikahan itu disetujui. Menurut saran dari KH. Dalhar, wanita inilah yang akan sanggup mendampingi beliau berdakwah keluar rumah.

Perjalanan Dakwah Gus Miek

Gus Miek memulai dakwahnya ke diskotik-diskotik, tempat pejudian serta lingkungan yang berlatar belakang dunia gelap lainnya. Karomah Gus Miek kemudian menyusun kembali wirid-wirid yang didapatkan dari para gurunya. Jama’ah Mujahadah Lailiyah didirikan oleh beliau pada tahun 1962. Hingga kemudian berkembang menjadi dzikrul ghafilin.

Pada tahun 1971-1973 jangkauan dakwah Gus Miek sudah sampai ke Jember. Pada saat itulah, wirid-wirid dzikrul ghafilin mulai dicetak. Naskah-naskah yang sudah tercetak kemudian dibagikan kepada jariangan jama’ah beliau. Selain itu, beliau juga mulai mengorganisir sema’an Al-Qur’an pada tahun 1986, yang kemudian dinamakan Jantiko.

Karomah Gus Miek dan perjuangan beliau tidak mudah untuk terus menjalankan dzikrul ghafilin, sema’an Al-Qur’an dan tradisi sufinya. Pada perjalanannya tersebut, tradisi sufi Gus Miek mendapatkan perlawanan. Selain itu juga, Dzikrul Ghafilin dianggap tidak mu’tabarah. Perlawanannya datang dari orang-orang terdekat beliau, seperti guru beliau di Lirboyo, KH. Machrus Ali. Namun, tentu saja semuanya dilalui dengan sabar oleh beliau.

Gus Miek wafat pada tanggal 5 Juni 1993. Makamnya berada di Pemakaman Tambak, Kediri. Pemakaman ini juga merupakan pemakaman dari kurang lebih 22 makam yang merupakan guru juga murid dari Gus Miek. Ratusan ribu kaum muslimin mengiringi kepergian beliau. Hingga kini, ajarannya masih terus dipelajari oleh murid-murid beliau yang terus bertambah.

Karomah Gus Miek dari Allah SWT

Karomah berasal dari bahasa arab yang artinya kemuliaan atau kehormatan. Karomah Gus Miek merupakan kejadian luar biasa yang terjadi pada diri beliau, yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Beberapa karomah beliau masih terus diingat dan menjadi cerita sejarah umat Islam untuk dipercayai kejadiannya. Berikut ini, karomah yang dimiliki Gus Miek antara lain:

Karomah Gus Miek Menundukkan Binatang

Keistimewaannya ini terlihat sejak usia beliau masih bayi. Ketika mulai merangkak, sang ibu membawanya ke kebun untuk mencari kayu bakar dan panen kelapa. Bayi Gus Miek yang ditinggalkan sendirian, tiba-tiba didatangi oleh seekor harimau. Sang ibu lari ketakutan, hingga lupa membawa sang anak. Saat sadar, sang ibu langsung kembali mencari sang anak dan menemukan beliau sedang berada dekat dengan harimau yang duduk terdiam menjaga.

Misteri Ikan dan Burung Raksasa

Sejak kecil, Gus Miek memang hobi memancing atau hanya sekedar menonton orang memancing di tepi sungai. Sampai pada satu cerita saat terjadi banjir besar, Gus Miek tergelincir dan tertelan ke pusaran air sungai. Beberapa jam para santri ditugaskan untuk mencari beliau. Hingga karomah Gus Miek, muncul di tengah sungai, beliau berdiri dengan ketinggian air yang hanya terlihat semata kaki.

Ternyata, Gus Miek berdiri di atas punggung ikan besar, yang menurut beliau adalah peliharaan sang guru. Menurut kisah yang disampaikan Gus Miek kepada pengikutnya, guru yang dimaksud adalah Nabi Khidir. Cerita lain juga disampaikan jika beliau pernah hanyut ke dalam sungai saat memancing. Hingga beberapa jam pencarian tidak ditemukan. Menurut beliau, saat itulah beliau sedang bertemu dengan sang guru.

Tentang Wanita

Karomah Gus Miek yang memiliki pandangan kepada setiap wanita, yang terlihat hanyalah tulang dan darahnya saja. Beliau tidak ada jalan syahwat, meski secantik apapun wanita itu di mata beliau. Jawaban tersebutlah yang diberikan saat ditanya oleh Gus Farid, putera dari KH. Ahmad Siddiq. Selain itu, Gus Miek juga memiliki perasaan yang mudah tersentuh. Beliau mudah menangis jika melihat seseorang bernasik buruk yang ditemui beliau.

Laut dalam Mulut

Kisah beliau berdakwah di tempat-tempat seperti diskotik dan tempat-tempat perjudian tentu menarik. Pernah dikisahkan, jika Gus Miek menghampiri salah seorang di diskotik yang sedang menenggak minuman keras. Saat itu juga, beliau ikut menenggaknya. Hingga membuat orang tersebut heran melihatnya.

Orang itu lantas bertanya, mengapa Gus Miek justru ikut meminum minuman keras yang dilarang. Beliau pun menjawab bahwa beliau tidak meminumnya, namun membuangnya ke laut. Orang-orang tersebut semakin heran dan tidak percaya dengan jawaban beliau. Hingga Gus Miek membuka mulut lebar-lebar dan menunjukkan kepada meraka. Mereka terperanjat dengan karomah Gus Miek. Melihat laut yang bergelombang benar-benar ada di dalam mulut beliau. simak juga tentang Ki Hajar Dewantara

Kisah Gus Miek memang istimewa dan menjadi teladan baik untuk umat Islam. Beliau adalah tokoh besar yang sosoknya sangat sederhana bahkan hingga akhir hidupnya. Bahkan banyak orang mempercayai beliau adalah seorang wali. Sungguh masih banyak karomah Gus Miek yang dapat diceritakan untuk diteladani. Semoga dapat menjadi pengingat diri dan mempertebal iman kepada Allah SWT.

Posting Komentar untuk "Cerita Karomah Gus Miek Semasa Hidupnya"