Tokoh Penting Sejarah Sunan Kuning Semarang
alhuda14.net- Soen An Ing atau lebih tepatnya Sunan Kuning, salah satu nama tokoh yang sangat penting dalam sejarah Indonesia pada abad ke-17 kala itu.
Pemakaman Sunan Kuning
Beliau wafat dan juga dimakamkan tepat nya di puncak bukit kecil di barat daya. Bukit tersebut
kini lebih dikenal oleh masyarakat dengan Gunung Pekayangan. Yang lebih tepatnya yaitu di Jalan Sri Kuncoro RT 1 RT 2 di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Jawa Barat.
![]() |
Sejarah Sunan Kuning Semarang |
Makam tersebut dikelilingi oleh ke kuburan umum para warga. Untuk
menuju makam sejarah Sunan Kuning
Semarang tidaklah terlalu
sulit. Setelah Anda melewati gang gang
kompleks akan bertemu sebuah gang yang cukup terlihat besar jalannya.
Seukuran semobil dengan
jalanan tidak terlalu menanjak namun tembok warna merah dengan gapura
berarsitektur khas negeri Cina menjadikan sebuah tanda dari lokasi makam. Untuk lokasi makam ini tepat berada di bawah pohon
besar yang rindang, dan juga dikelilingi dengan pekuburan warga Argorejo.
Catatan sejarah Sunan Kuning Semarang yang menyebutkan bahwa beliau merupakan seorang
pahlawan yang mengorbankan perlawanan kepada penjajah Belanda kala itu. Sunan Kuning juga diyakini sebagian masyarakat
sebagai tokoh penyebar ajaran
Islam pada saat abad ke-17.
Wakil Walikota
Semarang hevearita gunaryanti Rahayu, berpendapat bahwa sunan kuning mempunyai
potensi wisata religi. Dengan
mempunyai keberagaman makam yang kini telah sebagai tempat peristirahatan
terakhir keturunan Tionghoa zaman lampau.
Lintasan Sejarah
Sunan Kuning
Menurut sejarah Sunan Kuning Semarang, Beliau memiliki banyak nama diantaranya Sri
susuhunan Amangkurat V. Beliau
merupakan penguasa terakhir di
suhanan Kartasura yang sebelum akhirnya direbut oleh pakubuwana II yang dibantu
oleh VOC.
Dalam peristiwa yang
dijuluki sebagai the spicy pas dengan kuning yang berasal dari kata cun ling
yang artinya bangsawan tertinggi. Nama
sunan kuning yang menjadi Soen An Ing dikarenakan lidah orang Tionghoa yang
susah untuk mengejanya. Ketika
abad ke-17 dan 18 hindia-belanda ada masih belum usai secara langsung oleh
pemerintah Belanda.
Akan tetapi sejarah Sunan Kuning Semarang, tersebut perusahaan
dagang bernama perusahaan India Timur Belanda telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas
kolonial. Yang wilayah
tersebut markasnya berada di Batavia yang kini bernama Jakarta. Tujuan dari VOC ini sendiri dalam mempertahankan
monopoli terhadap perdagangan rempah-rempah yang berada di nusantara.
Hal ini dilakukan
dengan cara menggunakan
ancaman yaitu kekerasan terhadap
penduduk di pulau penghasil rempah. Ancaman
tersebut dilakukan kepada orang yang bukan Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk. VOC juga terlibat
kedalam politik internal Jawa pada masa itu. Yang
kala itu dalam beberapa peperangan sehingga melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
Peran Penting Salah Satu Tokoh
Sunan Kuning
Salah satu Sejarah
Sunan Kuning Semarang
yaitu salah satu tokoh yang sangat berperan penting
sekali dalam peristiwa Geger Pacitan kala itu.
Di ditemuinya Mang Mangkunegara I yang di sebut sebagai Samber nyawa. Dalam Geger Pacitan persekutuan Tionghoa Jawa
melawan VOC. Yang kala itu,
Sunan Kuning bersama dengan Kapitan Sepanjang dan juga Mangkunegara I atau
Pangeran Sambernyawa.
Yang telah
mengorbankan perlawanan sengit terhadap VOC di wilayah kekuasaan Mataram. Disebut juga salah satu pemberontakan terbesar yang dihadapi oleh VOC selama
berkuasa di nusantara. Para
pemberontak Tionghoa Jawa telah menobatkan Raden Mas garendi. Yaitu sebagai Sunan Kartasura yang bergelar Sunan
Amangkurat V Senopati Ing Ngalogo Ngabdulrohman sayidin Panotogomo pada 1792.
Sejarah
Sunan Kuning Semarang
yang tepatnya pada tanggal 6 April di Kabupaten Pati. Kala itu cucu dari Amangkurat 3 yang dibuang VOC
ini masih berumur 16 tahun. Sehingga
beliau pun telah dianggap
sebagai rajanya orang Jawa dan Tionghoa. Dari pengangkatan Sunan Kuning ini merupakan simbol
perlawanan rakyat Kartasura yang telah di khianati oleh pakubuwana II yang kala
itu sedang bersekutu dengan VOC.
Dia juga sempat
meminta pengampunan VOC, dikarenakan
orang Tionghoa yang kalah perang saat
itu. Banyak dari pembesar
Jawa sangat tidak tertarik pada kebijakannya dan bagian Timur kerajaan juga jatuh
ke tangan cakraningrat IV. Cakraningrat
IV ini merupakan raja Madura yang telah
bersekutu dengan VOC.
Dalam sejarah
Sunan Kuning Semarang
Bala tentara telah memasuki Kartasura pada Juni
1742 yang sebelumnya telah
bertempur dari Salatiga hingga Boyolali. Kapitan Sepanjang mendapatkan tugas sebagai pengawal Sunan Kuning, Kapitan Sepanjang juga bertindak sebagai komandan tentara pendudukan.
Dan Pakubuwana II beliau melarikan diri dari Kartasura, yang telah dievakuasi
oleh Kapten Van Hohendorff ke arah timur Kartasura. Dengan menyeberangi Bengawan Solo dan langsung menuju ke Magetan. Peristiwa tersebut oleh orang Jawa ditandai dengan candrasengkala yang artinya penanda waktu
yang bersembunyi. Pandito
enem angoyog jagad yang di mana artis tersebut merupakan raja yang telah
kehilangan keratonnya.
Menurut sejarah
Sunan Kuning Semarang
yang bertahta di kasunanan Kartasura kurang lebih terhitung 1 Juli 1942. Dan, Beliau juga mengangkat seperti
Raden Suryokusumo sebagai panglima perang dan juga Mangunoneng sebagai
Patih. Setelah itu, rencana
penggempuran pasukan VOC di Semarang.
Dengan membawa prajurit 1200 yang merupakan gabungan dari Tionghoa Jawa menuju Welahan. Di sana juga mereka bertempur dengan melawan
pasukan VOC yang dipimpin Kapten Gerrit Mom. Kala itu VOC yang telah berhasil untuk memukul
mundur pasukan gabungan Tionghoa Jawa.
Lalu, sejarah
Sunan Kuning Semarang
setelah menerima berbagai kekalahan yang telah
dialami Pasukan gabungan Tionghoa Jawa. Beberapa pimpinan juga terbunuh di Pulau Mandalika seperti Tan
We Kie. Tepatnya di lepas
pantai Jepara dan juga singseh yang
tertangkap di Lasem lalu di eksekusi
mati di sana.
Pada tahun 1742
November, sedihnya keadaan juga masih belum berpihak kepada Sunan Kuning. Kartasura yang diserang dari
3 penjuru yaitu arah Bengawan Solo Ngawi dan juga dari Ungaran dan Salatiga. Lalu Sunan Kuning meninggalkan dan juga mengungsi
ke arah selatan bersama dengan pasukan Tionghoa.
Lalu, dari perjalanan Sunan Kuning ini terjadi pada tahun 1743 September. Saat
itu terdesak di sekitar Surabaya tepatnya di bagian Selatan. Dan Beliau terpisah dari kawalan Kapitan sepanjang. Lalu menurut sejarah Sunan Kuning Semarang menyerahkan diri kepada Loji VOC di Surabaya yang
di bawah pimpinan Reiner De Klerk.
Lalu disusul juga
banyak dari pemberontak pemberontakan lainnya dan beberapa hari juga tawanan di Surabaya. Sunan Kuning bersama dengan beberapa pengikutnya
dibawa ke Semarang lalu ke Batavia yaitu di Jakarta. Dan pada akhirnya diasingkan ke Sri Lanka.
Menurut beberapa
sumber sejarah Sunan Kuning
Semarang menyebutkan bahwa, makam petilasan Sunan Kuning. Yaitu berada di bagian Barat Kota Semarang tepatnya di
atas bukit Kalibanteng Kulon Semarang Barat.
Itulah sejarah
Sunan Kuning Semarang yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Tokoh Penting Sejarah Sunan Kuning Semarang"