Sejarah Sunan Gunung Jati Cirebon Penyebar Agama Islam di Jawa Barat
alhuda14.net - Sejarah Sunan Gunung Jati Cirebon Penyebar Agama Islam Di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati juga dipanggil dengan Syarif Hidayatullah uang beliau merupakan salah satu wali yang menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat.
Ayahnya yaitu Syarif Abdullah bin Nur alam bin Jamaluddin
Akbar. Beliau merupakan seorang
mubaligh dan juga musafir besar dari
Gujarat. Beliau juga sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi
para kaum sufi yang berada di tanah air.
![]() |
Sejarah Sunan Gunung Jati |
Sunan Gunung Jati Muda
Menurut sejarah
Sunan Gunung Jati, Ibu beliau ini sendiri merupakan Nyai Rara Santang atau
Syarifah mudaim. Yang merupakan adik
dari Kian Santang atau pangeran walangsungsang yang memiliki gelar Cakrabuana, akrabumi atau Mbah
Kuwu Cirebon girang yang berguru langsung kepada Syekh Datuk Kahfi.
Syekh Datuk Kahfi
merupakan seorang mubaligh asal Baghdad yang bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad. Ketika masa remaja Sunan Gunung Jati berguru kepada
Syeh Tajudin Al-kubri dan juga kepada
Syekh ataullahi sadzili di Mesir. Dan kemudian Sunan Gunung Jati pergi ke Baghdad untuk belajar
tasawuf.
Ketika sejarah Sunan Gunung Jati saat usianya 20 tahun beliau pergi menuju ke Mekkah untuk menuntut ilmu
kembali. Setelah selesai
menuntut ilmu lalu dia berangkat
menuju ke tanah Jawa. Untuk mengamalkan ilmunya dan juga menyebarkan ajaran
Islam. Dan di sana, Syarif
Hidayatullah yang masih muda bersama dengan ibunya. Disambut gembira oleh
pangeran Cakrabuana dan juga para keluarga.
Ibunya meminta izin
untuk diizinkan tinggal di Pasumbangan
Gunung Jati dan di sana pula mereka membangun sebuah pesantren untuk
meneruskan usahanya Syekh Datuk
Latif yaitu gurunya Pangeran Cakrabuana.
Maka dari itu, Syarif Hidayatullah dipanggil dengan
sebutan Sunan Gunung Jati. Lalu
Beliau pun dinikahkan dengan Putri Cakrabuana yaitu pakungwati. Yang kemudian diangkat menjadi pangeran Cakrabuana
yaitu pada tahun 1479 M.
Dengan diangkatnya
Sunan Gunung Jati sebagai Pangeran dakwah Islam beliau melakukannya melalui diplomasi dengan
kerajaan-kerajaan lain. Yang selanjutnya
yaitu ketika pada tahun 1479. Menurut sejarah Sunan Gunung Jati karena usia dari pangeran Cakrabuana sudah lanjut
dan menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Sunan Gunung Jati. Dengan gelar yaitu susuhunan. susuhunan yang
artinya orang yang amat dijunjung tinggi.
Telah disebutkan
bahwa pada tahun pertama pemerintahan dari Sunan Gunung Jati atau Syarif
Hidayatullah beliau berkunjung ke Pajajaran. Untuk mengunjungi neneknya yaitu Prabu Siliwangi.
Sang Prabu Siliwangi pun diajak masuk Islam kembali namun tidak mau. Meskipun Prabu Siliwangi tidak mau untuk masuk ke
dalam agama Islam namun Prabu Siliwangi tidak menghalangi cucunya untuk menyiarkan agama Islam di
wilayah Pajajaran.
Dan menurut sejarah
Sunan Gunung Jati
lalu, melanjutkan
perjalanannya ke Serang. Di
penduduk Serang sudah ada yang telah masuk Islam karena banyaknya saudagar dari
Arab dan juga Gujarat yang telah singgah dan juga sering ke tempat tersebut. Dengan kedatangannya Syarif Hidayatullah sangat
disambut baik sekali Bagi adipati Banten. Dan bahkan Sunan Gunung Jati pun dijodohkan dengan Putri
Adipati Banten.
Putri dari Adipati
Banten sendiri bernama Nyi Kawungten. Dari Hasil perkawinan tersebut kemudian Sunan Gunung Jati
dikaruniai seorang putra dari ratu winaondan Pangeran Sebakingking. Ketika usia Sunan Gunung Jati mencapai 89 tahun,
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya
menekuni dakwah dan juga menyiarkan agama Islam.
Sejarah
Sunan Gunung Jati Menyatakan bahwa kekuasaan itu diserahkan seluruhnya kepada Pangeran Pasarean. Ketika tahun 1568 M Sunan Gunung Jati wafat dalam
usianya yang ke 120 tahun.
Cara Sunan Gunung Jati Menyebarkan Agama Islam
Ketika berada di
tanah jawab Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam. namun Sunan Gunung Jati
tidaklah bekerja sendirian. Sunan Gunung sering di masjid Demak. bahkan disebut-sebut
juga beliau yang membentuk berdirinya Masjid Demak.
Akhirnya, menurut sejarah Sunan Gunung Jati dapat mendirikan Kesultanan pakungwati yang
tepatnya di Cirebon dan beliau juga memproklamirkan diri sebagai raja yang
pertama dengan mendapat gelar Sultan. Pada era Syarif Hidayatullah atau sering kita kenal dengan
nama Sunan Gunung Jati. yang sebagai Era golden age. atau era emas, Perkembangan
agama Islam di Cirebon.
Jadi, sebelum Sunan
Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Cirebon
dipimpin oleh pangeran Cakrabuana yang merupakan titisan dari pemerintahan. Setelah Syarif Hidayatullah pengaruh para penguasa
tersebut masih berlindung dibalik besarnya nama dari Syarif Hidayatullah.
Menurut sejarah
Sunan Gunung Jati
dan dengan berdirinya Kesultanan tersebut, maka Cirebon
sudah tidak lagi mengirimkan upeti kepada Pajajaran. Yang biasanya sering disetorkan melalui Kadipaten
Galuh. Dengan melakukan
tindakan seperti ini telah dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran.
Raja Pajajaran pun
tak peduli Siapa yang berdiri di balik Kesultanan tersebut. Maka dari itu, dikirimkannya
pasukan atau prajurit pilihan yang di telah dipilih oleh Ki Jagabaya.
Dan juga, dalam sejarah
Sunan Gunung Jati
tugas dari prajurit tersebut yaitu menangkap Sunan
Gunung Jati. Yang telah dianggap
lancang yang telah mengangkat dirinya sebagai raja tandingan Pajajaran. Namun
usaha ini tidaklah berhasil, Ki Jagabaya dan juga anak buahnya tidak dapat
kembali kepada ajaran karena masuk Islam dan telah menjadi pengikut Sunan
Gunung Jati.
Dengan bergabungnya
prajurit dan juga perwira pilihan kan ini yakin dan juga bertambah besarlah
pengaruh. Lebih lagi dengan
diperluasnya Pelabuhan Muara Jati maka makin bertambah pula besar dari pengaruh
kasultanan Cirebon.
Sebagai salah satu sejarah Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu anggota Wali Songo ketika berdakwah. Sunan Gunung Jati menerapkan berbagai macam metode
dalam proses Islamisasi di Jawa. Ketika
ragam metode dakwahnya yaitu menggunakan metode Izzatul Hasan Waujadalah Billati Hiya Ahsan. Bukan hanya metode itu saja masih ada banyak metode lainnya.
Yaitu salah satunya
metode Al Hikmah sebagai sistem dan juga cara berdakwah para wali yang
merupakan salah satu jalan kebijaksanaan yang telah diselenggarakan secara
populer.
Dan menurut sejarah
Sunan Gunung Jati
cara-cara ini mereka gunakan ketika menghadapi
masyarakat awam. Dengan menggunakan
tata cara yang amat bijaksana, maka ada. Terkadang terlihat sensasional bahkan juga ganjil dan unik
sehingga menarik perhatian.
Metode ketiga yakni disebut dengan nama Tarbiyatul
Ummah atau Tadarruj. Metode
ini dipergunakan sebagai proses pengklarifikasian yang disesuaikan dengan tahap
pendidikan. Agar ajaran Islam
dengan mudah dimengerti oleh umat dan pada akhirnya dilaksanakan oleh
masyarakat secara merata dan keseluruhan. Metode seperti ini banyak diperhatikan setiap
jenjang setiap tingkat sedang juga setiap bakat.
Untuk materi yang
terdapat di di lingkungan pesantren masih tetap sama. Susunan guru untuk diri sendiri di lingkungan
masyarakat juga telah berhasil sebagai pendakwah yang berperan sebagai
politikus, Pemimpin, dan juga berhasil
berperan sebagai budayawan. Pemilihan
Cirebon sendiri juga sebagai dakwah Sunan Gunung Jati. Yang menurut sejarah Sunan Gunung Jati tidak dapat dilepaskan dari hubungannya dengan
jalur perdagangan.
Dan demikian juga
telah dipertimbangkan dari berbagai aspek sosial, ekonomi, geostrategis,
geoekonomi, dan juga geopolitik yang sangat menentukan dalam keberhasilan
penyebaran agama Islam Selanjutnya.
Itulah sejarah Sunan Gunung Jati semoga bermanfaat ulasan di atas. Thankyou.
Posting Komentar untuk "Sejarah Sunan Gunung Jati Cirebon Penyebar Agama Islam di Jawa Barat"