Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya
alhuda14.net - Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya - Sunan Geseng atau yang disebut juga sebagai Eyang cakrajaya, wali Sunan Geseng sendiri merupakan murid Sunan Kalijaga. Menurut sejarah Sunan Geseng, beliau merupakan keturunan Imam Ja'far ash-shadiq, nasab yang dimiliki oleh Sunan Geseng sendiri adalah Sunan Geseng anak dari Husain bin al-Wahdi anak dari Hasan anak dari Askar.
Askar anak dari Muhammad, anak dari
Husein, anak dari Askib, anak dari Mohammad Wahid, anak dari Hasan, anak dari
Asir, anak dari 'Al, anak dari Ahmad, anak dari Mosrir, anak dari Jazar, anak
dari Musa, anak dari Hajr, anak dari Ja'far ash-Shadiq, anak dari Muhammad al-Baqir, anak dari Ali Zainal Abidin al-Madani anak dari al-Husain anak dari al-Imam Ali k.w. simak juga tentang
![]() |
sejarah Sunan Geseng |
Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya
Berdasarkan literatur babad jalasutra
dikatakan disana wali Sunan Geseng adalah murid dari Sunan panggung atau Raden
Watiswara yang adalah cucu Raden Brawijaya V yang telah dimakamkan di daerah
kutan, Desa Jatirejo, Kecamatan
lendah, Kabupaten Kulon
Progo. Pemakamannya di Bukit pinggir sungai Progo. Selain itu ki Cakra Jaya dan Sunan panggung
adalah orang yang sama.
Bahkan menurut salah satu hikayat sejarah Sunan Geseng dikatakan, pada
suatu saat ia juga telah mengikuti anjuran dari Sunan Kalijaga untuk dapat
mengasingkan diri ke sebuah hutan agar dapat berkonsentrasi beribadah kepada
Allah. Kemudian ditengah lakunya
tersebut hutan itu kemudian terbakar namun tidak membuatnya untuk menghentikan
tapanya.
Berdasarkan apa yang dipesan dari Sang
Guru bahwasannya beliau tidak boleh memutus ibadah, apapun yang terjadi sampai
kemudian sang guru datang menjenguk.
Setelah berhentinya kebakaran Sunan Kalijaga kemudian datang
menjenguknya, beliau mendapati cakrajaya telah menghitam hangus walaupun tetap sehat walafiat.
Sehingga karena itu ia digelari dengan nama Sunan Geseng.
Sunan Geseng Terbangun Dari Tapanya
Menurut sejarah Sunan Geseng, beliau terbangun berkat Ucapan salam yang
dilontarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dan beliau ( Sunan Geseng) langsung kepada gurunya itu. Sunan Kalijaga 6 menyuruhnya untuk mandi dan
pulang menemui keluarganya. setelah Sunan
Gesang bertemu dengan keluarganya maka beliau menceritakanlah semua kejadian
yang menimpanya itu kepada istri dan anaknya.
Istri dan anaknya turut berucap syukur
kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas diselamatkannya Ki Cokro Jaya atau
Sunan Geseng atas bimbingan Kanjeng Sunan Kalijaga. Selama perjalanan itulah kemudian Ki Cokro
Joyo diangkat derajatnya dihadapan Allah menjadi wali Allah. Menurut sejarah
Sunan Geseng penamaannya adalah
berkat laku dan ketawaduannya terhadap guru sehingga mencapai derajat mulia.
Kemudian setelah itu Sunan Geseng
ditugaskan oleh Sunan Kalijaga untuk
turut serta menjalankan Islam. Beliau menyiarkan Islam khususnya untuk mengajak
agar masyarakat bertauhid membaca dua kalimat syahadat.
Cara Berdakwah
Murid Sunan Kalijaga sendiri tidak hanya Sunan
Geseng saja ada beberapa lainnya yang terkenal juga yaitu Sunan Bayat di daerah Klaten, Syeh Jangkung di daerah Pati, dan Ki Ageng Selo di daerah Demak. Beberapa riwayat itulah maka jamaah zikir
Allah kemudian mengingat sunan Geseng, karena beliau termasuk Wali Allah yang
begitu berjasa dalam pengembangan Islam di tanah Jawa.
Menurut riwayat sejarah Sunan Geseng, dakwah yang dibawa oleh Sunan Geseng sendiri
begitu arif dan santun. Pendekatan yang
dibawanya sendiri adalah melalui budaya dengan masyarakat Jawa. Hal tersebut
sama seperti yang telah dilakukan oleh gurunya Sunan Kalijaga berdakwah dengan
mempergunakan wayang kulit, selamatan
yang dilakukan dengan tujuan untuk
bersedekah dan memuji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Memuliakan tamu tamu Santri, umat,
masyarakat, dan para pejabat yang
selalu diajak berzikir dan puji-pujian.
Cara-cara tersebut nyatanya mampu membuat masyarakat Jawa yang kala itu
menganut budaya hindu-budha beralih mempercayai agama Islam. Sebegitunya
bijaknya Sunan Geseng Wali Allah yang tidak serta merta menghapus budaya-budaya
yang luhur dan baik.
Adapun yang dilakukannya juga tidak
melanggar syariat dan aqidah dan
nyatanya begitu ampuh untuk dapat menyatukan umat masyarakat kala itu. Tenntunya kita berharap dapat meneruskan
perjuangan syiar Sunan Geseng dan
wali-wali Allah lainnya, yang menjadi generasi penerus perjuangan Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam.
sejarah sunan Geseng juga tidak terlepas
dari kisah Sunan Kalijaga. Beliau
sendiri teramat begitu melekat dan juga dekat di Hati kaum muslimin di tanah
Jawa melebihi lainnya. Kelebihan yang dimilikinya tersebut seperti
kepiawaiannya Pengaruh Islam ke dalam adat tradisi orang Jawa.
Sunan Kalijaga sendiri merupakan pencipta
lakon wayang kulit dan juga pengarang buku-buku wayang yang didalamnya
terkandung cerita dramatis bernuansa Islami.
Sunan Geseng merupakan salah satu daripada murid Kinasih dari Sunan
Kalijaga yang terkenal begitu patuh dan setia terhadap segala perintah dari Sunan Kalijaga.
Makam Sunan Geseng
Makam Sunan Geseng sendiri berlokasi di
Dusun jolosutro, Kecamatan
Piyungan, kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta. Letak makam Sunan
Geseng sendiri kira-kira sekitar 2 KM di sebelah kanan jalan Jogjakarta
Wonosari km 14, jika anda datang dari Yogyakarta. warga setempat setiap tahunnya mengadakan
perayaan untuk menghormati Sunan Geseng.
Menurut sejarah Sunan Geseng selain di dekat Pantai Parangtritis
Jogjakarta, Sunan Geseng dipercaya juga
dimakamkan di sebuah desa yang bernama Desa tirto, yang berada di kaki gunung andong dekat
gungung Telomoyo yang mana secara
administrasi juga berada di bawah kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Masyarakat di sekitar area makam tersebut
dan juga gabak pada umumnya telah percaya bahwasanya makam yang berada di
puncak bukit dengan bangunan khas cungkup,
yang terdapat di dalamnya sebuah makam merupakan makam Sunan Geseng. Pada hari ke-20 malam tepatnya pada
bulan Ramadan masyarakat banyak sekali dan berkumpul di sekitar makam untuk
Kemudian bermunajat di sana.
Dikatakan juga terdapat sebuah makam
disebut-sebut juga sebagai makam wali Sunan Geseng. Makam tersebut tepatnya berada di hutan di
Atas Bukit Kapur kurang lebih 10 km di sebelah timur dari kota Tuban Jawa
Timur. Menurut cerita beliau bertapa di
tempat tersebut sampai kemudian akhirnya hutan tersebut terbakar dan pada
saat beliau wafat dimakamkan di tempat yang
sama.
Menurut sejarah Sunan Geseng hal tersebut juga dikarenakan di dusun geseng
tersebut terdapat sebuah makam yang diatasnya ada batu nisan dan banyak sekali
diziarahi oleh orang. Kemudian di
sanalah para peziarah umumnya akan bergerak ke makam Sunan Bonang di Tuban, atau pemakaman Syekh Maulana Ibrahim asmoro
qondi, yang mana orang-orang selalu
menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Sunan geseng. simak juga tentang
Demikian adalah ulasan mengenai sejarah Sunan Geseng. Tentunya secara bijak kita harus mengambil pelajaran yang baik
dari penyiaran dan laku dari Sunan Geseng.
sehingga kita bisa meneruskan perjuangan perjuangan yang dilakukan oleh
para waliyullah sebagai pejuang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam.
Posting Komentar untuk "Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya"