Sejarah Singkat Sunan Ampel dalam Menyebarkan Agama Islam yang Perlu Diketahui
alhuda14.net - Sejarah Singkat Sunan Ampel dalam Menyebarkan Agama Islam yang Perlu Diketahui. Sejarah agama islam di Indonesia tentunya tidak akan terlepas dari Wali Songo yang menyebarkan ajaran agama islam khususnya pulau Jawa. Wali songo berarti orang yang dipercaya atau ditugaskan yang berjumlah sembilan untuk menyebarkan atau memperluas agama islam. Sehingga banyak masyarakat yang sudah tahu siapa saja wali songo dan berasal darimana serta karomahnya.
Masyarakat pulau Jawa bahkan diluarpun pasti tidak
akan asing dengan Sunan Ampel yang salah satu dari wali songo. Banyak dari Anda
pasti sudah tahu tentang sejarah dari beliau bukan? Tentu saja karena sudah
diajari waktu sekolah. Tetapi jika Anda sedikit lupa tentang sejarah Sunan
Ampel jangan khawatir karena akan diceritakan di sini. Sebelumnya Anda harus
mengetahui terlebih dahulu bahwa Sunan Ampel lahir pada tahun 1402 Masehi di
Champa. Beliau dipercaya sebagai bapak atau sesepuh dari wali songo karena
perannya yang melahirkan pendakwah agama islam di pulau Jawa.
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmad
atau Ali Rahmatullah yang merupakan putra dari pasangan Maulana Maghribi atau
yang dikenal dengan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan Dewi Candrawulan.
Champa adalah nama lain dari Jeumpa yang asal bahasanya dari Aceh, jadi beliau
meyakini kalau Champa ada di kerajaan Aceh. Beliau mempunyai 2 istri yang
bernama Dewi Karimah (mempunyai 2 anak) dan Dewi Candrawati (mempunyai 5 anak).
Agar mengetahui lebih jauh bacalah sejarahnya di bawah.
![]() |
Sunan Ampel |
Sejarah singkat Sunan Ampel yang Perlu Diketahui
Sejarah Singkat Sunan Ampel
Sunan Ampel tentunya tidak hanya menyebarkan ajaran
agama islam di satu daerah saja melainkan banyak. Saat melakukan perjalanan
yang menuju Ibu Kota Majapahit (Trowulan), beliau terlebih dulu harus singgah
di Tuban dan Palembang. Beliau tidak sekedar hanya singgah melainkan juga menyebarkan
ajaran Islam ke masyarakat sekitar hingga tiba di Majapahit. Beliau tercatat di
sejarah sebagai balik kepercayaan atau mengubah masyarakat Majapahit yang
mayoritas beragama Hindu dan kemudian di ajak untuk masuk agama islam. Beliau
menggunakan metode dakwah yang mudah dipahami atau dimengerti masyarakat saat
menyebarkan ajaran agama islam.
Metode Dakwah yang dipakai Sunan Ampel
Sunan Ampel menyebarluaskan ajaran agama
islam tentunya memiliki metode yang berbeda dengan wali lainnya. Beliau
menggunakan metode yang mudah untuk diterima atau dipahami dan dimengerti
masyarakat luas. Dalam kata lain beliau menggunakan metode pembaruan atau pendekatan
kepada masyarakat menengah untuk menyebarkannya. Sedangkan kelas atas atau
orang pandai dan cendikia beliau menggunakan pendekatan penalaran logis dan
intelektual. Wali lainnya juga menggunakan metode pendekatan, yaitu dengan menggunakan
seni dan budaya sebagai medianya.
Tetapi lain halnya dengan Sunan Ampel yang lebih
memilih menggunakan pendekatan intelektual yang memberikan pemahaman wacana dan
diskusi yang cerdas, kritis, dan pasti diterima akal. Memang penyebaran agama
islam menggunakan media alternatif tidak bisa dilupakan dalam sejarah dan
dibantah karena terbukti kalau Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan kultur
budaya.
Sehingga banyak masyarakat yang tertarik walaupun
tidak semuanya, yaitu kelas menengahlah yang relevan untuk dilakukan pendekatan
tersebut. Dan kelas atas juga menggunakan metode pendekatan yang sama dengan
Sunan Ampel walaupun terkadang sulit membedakan antara kelas atas dan
menengah. Tetapi tetap berhasil untuk menyebarkan ajaran agama islam dengan
metodenya. Sunan Ampel sangat konsisten dan independen saat menyebarkan agama
islam karena tidak memakai media alternatif. Sehingga metode yang digunakan
berbeda dengan lainnya dan kemudian disebut dengan istilah Moh Limo.
Ajaran Sunan Ampel yang Terkenal
Falsafah Sunan Ampel adalah bertujuan untuk
memperbaiki akhlak yang rusak di masyarakat pada masa itu. Metodenya adalah Moh
Limo yang berarti tidak mau melakukan 5 hal yang dilarang ajaran agama islam.
Seperti Moh Mabok, Moh Main, Moh Wadon, Moh Madat, dan Moh Maling. Moh Mabok
sendiri artinya adalah tidak mau meminum miras (minuman keras) atau minuman
khamr. Moh Main berarti tidak mau atau menjauhi melakukan permainan judi dan
sejenisnya. Moh Wadon adalah tidak mau melakukan zina yang dilarang agama,
homoseks, lesbian. Moh Madat berarti tidak mau memakai narkoba dan Moh Maling berarti
tidak mau mencuri. Berkat metode yang digunakan Sunan Ampel membuat Prabu
Brawijaya senang karena didikan beliau berhasil.
Prabu Brawijaya beranggapan ajaran agama islam
adalah budi pekerti yang baik atau mulia dan Raja tidak marah saat Raden Rahmat
mengumumkan Ajaran Islam. Yang disayangkan adalah raja tidak masuk islam karena
ia tidak mau dengan alasan ingin menjadi raja terakhir Majapahit yang beragama
Budha. Semenjak saat itu Raden Rahmat diberikan izin atau diperbolehkan untuk
menyebarkan ajaran islam di sekitar Majapahit, asalkan rakyatnya tidak dipaksa
melainkan keinginannya sendiri. Dan Sunan Ampel menjelaskan bahwa tidak
ada paksaan dalam memilih agama.
Fakta-fakta Sunan Ampel
Sunan Ampel adalah cucu dari raja Champa jadi beliau
bukan keturunan Indonesia Asli. Walaupun begitu, beliau mempunyai peranan yang penting
dalam penyebaran agama islam khudunya pulau Jawa. Selain itu, beliau juga merupakan
keturunan ningrat karena seorang pangeran di kerajaan Champa yang masih
memiliki garis keturunan. Beliau juga keponakan dari raja Brawijaya, memiliki
garis keturunan ningrat atau darah biru tidak membuatnya menjadi takabur.
Melainkan tetap giat dan bersemangat menyebarluaskan islam.
Lokasi Makam Sunan Ampel berada di sebelah
Masjid tertua ketiga. Beliau wafat pada tahun 1481 di Demak dan kemudian
dimakamkan di masjid tertua ke tiga Indonesia dibangun sekitar tahun 1421 di
dalam wilayah Majapahit. Masjid tersebut bernuansa arab dan arsitektur yang
sangat kental, yaitu Jawa Kuno.
Di sekitar masjid Sunan Ampel ada Sumur yang
bersejarah. Banyak penziarah yang beranggapan kalau air sumur tersebut
menyerupai air zamzam. Jadi, jangan heran kalau banyak penziarah yang membawa
pulang air sumur tersebut. Fakta lainnya yang tidak asing ialah meninggalkan
filosofi Moh Limo.
Murid Sunan Ampel
Dalam menyebarkan ajaran islam Sunan Ampel
mempunyai murid dari kalangan bangsawan, pangeran Majapahit, dan rakyat biasa serta
ada beberapa wali songo yang juga merupakan muridnya. Di antara banyak murid
beliau sangat menyayangi Mbah Sholeh yang mempunyai kharomah dan istimewa.
Tanpa sengaja atau tidak sadar Sunan Ampel berkata bahwa Mbah Sholeh telah
hidup sebanyak 9 kali. Mbah Sholeh sendiri sebelumnya merupakan tukang sapu di
Masjid Ampel saat hidupnya. Mbah Sholeh sangat telaten dalam membersihkan
Masjid sehingga tidak ada debu yang menempel.
Saat Mbah Sholeh Wafat tidak ada seorang santri yang
mampu membersihkan masjid sepertinya. Sehingga Sunan Ampel berkata apabila mbah
Sholeh masih hidup tentulah masjid ini menjadi bersih. Setelah mengatakan
kalimat itu mendadak Mbah Sholeh berada di tempat pengimaman masjid dan sedang
menyapu lantainya. Beberapa bulan Mbah Sholeh Wafat lagi dan kembali hidup lagi
sampai 8 kali yang menyebabkan kuburannya 8 pula. Beberapa bulan kemudian
setelah kuburan beliau 8 Sunan Ampel juga wafat. Setelahnya itu beberapa bulan
mbah Sholeh juga menyusul atau wafat dan makan ke sembilannya dekat dengan
makam Sunan Ampel.
Itulah beberapa kisah atau sejarah dari Sunan
Ampel yang harus diketahui. Sehingga menambah mengetahui atau wawasan dan
bisa mencontoh atau melakukan ajaran kebaikan yang telah diajarkan beliau.
Posting Komentar untuk "Sejarah Singkat Sunan Ampel dalam Menyebarkan Agama Islam yang Perlu Diketahui"