Sejarah Perjalanan Sunan Kalijaga yang Perlu Diketahui untuk Menambah Wawasan
alhuda14.net -Sejarah Perjalanan Sunan Kalijaga yang Perlu Diketahui untuk Menambah Wawasan. Berbicara mengenai sejarah Indonesia tentunya tidak akan pernah luput dari tokoh ulama atau mendapatkan gelar sunan yang banyak dipercaya masyarakat sebagai orang suci. Yang dimaksud ialah wali songo atau sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara Khususnya Pulau Jawa. Arti dari kata "wali" sendiri adalah orang yang dipercaya atau diberi tugas, sedangkan "songo" adalah sembilan. Sehingga wali songo adalah sembilan wali yang mempunyai tugas untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke semua masyarakat.
Selain itu, juga membawa perubahan terhadap nilai
sosial yang lebih baik dan sampai sekarang masih ada. Bahkan dipegang teguh
oleh masyarakat tradisional sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
Sunan Kalijaga tentunya termasuk sembilan wali yang sudah banyak diketahui
masyarakat atau yang biasa disebut dengan nama Raden Said. Untuk lebih tahu
sejarahnya perhatikan di bawah ini
![]() |
Sunan Kalijaga |
Sejarah Sunan Kalijaga yang Perlu Diketahui
Masa Kecil Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga merupakan anak dari pasangan yang
ibunya bernama Dewi Retno Dumilah. Dan ayahnya bernama Wilatikta yang masih mempunyai
garis keturunan pemberontak Majapahit yang sangat terkenal atau legendaris,
yaitu Ronggowale. Tetapi sebelum mempunyai anak atau sunan Kalijaga belum lahir
ia sudah masuk islam. Walaupun begitu, ia dulunya adalah seorang yang kejam dan
taklid terhadap Majapahit yang beragama Hindu, seperti menarik pajak dengan
tinggi pada rakyat. Saat Sunan Kalijaga masih kecil beliau terang-terangan
menentang atau tidak setuju dengan apa yang dilakukan ayahnya sendiri.
Puncak ketidaksetujuannya adalah saat beliau
membongkar lumbung Kadipaten yang berisi padi dan membagikannya kepada semua
rakyat tuban yang musim kemarau panjang pada saat itu. Atas tindakannya tersebut
membuat sang ayah marah sehingga membuatnya mengadakan sidang untuk mengadili anaknya sendiri atau Sunan
Kalijaga. Saat sidang beliau diberi pertanyaan yang berisi kenapa beliau melakukan
hal tersebut. Kesempatan itu tentu tidak dilewatinya, kemudian menjawab karena
alasan ajaran agama yang tidak setuju jika menumpuk padi atau makanan di
lumbung sedangkan rakyatnya mengalami kesusahan.
Dengan pernyataan tersebut membuat sang ayah menganggap
Sunan Kalijaga telah menggurui dirinya tentang agama karena memang
mempunyai sifat yang angkuh. Kejadian tersebut membuat sunan Kalijaga diusir
dari istana Kadipaten dan diperbolehkan kembali ke istana jika beliau bisa
menggetarkan tuban dengan bacaan ayat Al-Quran. Yang artinya beliau memiliki
banyak ilmu agama islam dan banyak dikenal.
Walaupun telah diusir tidak membuatnya jerah untuk
berbuat kebaikan. Beliau masih mengambil makanan dari orang kaya yang tidak mau
berbagi yang kemudian dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan. Saat melakukan
hal tersebut beliau menggunakan pakaian yang serba hitam. Pada suatu hari
beliau dijebak dengan rampok yang sesungguhnya, yaitu perampok yang mencuri
makanan dan memperkosa wanita. Perampok asli tersebut memakai pakaian yang sama
dengannya saat mencuri makanan. Tetapi saat ingin menyelamatkan wanita yang
ingin diperkosa perampok aslinya berhasil lolos atau lari. Sehingga membuat
dirinya yang dikepung rakyat dan diduga sebagai pelakunya sehingga membuat sang
ayah mengusirnya sangat jauh karena sangat kecewa.
Sunan Kalijaga Saat Berguru dengan Sunan Bonang dan Asal Namanya
Dengan diusir sangat jauh membuatnya tinggal di
sebuah hutan yang bernama Jatiwange dan tetap melakukan kebaikan untuk rakyat yang
membutuhkan. Saat itu Sunan Kalijaga memakai nama samaran, yaitu Brandal Lokajaya. Suatu hari ada
seorang berpakaian serba putih yang sedang melintas di hadapannya dan membawa
tongkat. Beliau kemudian merebut atau mengambil tongkat tersebut yang menyebabkan
orang itu jatuh dan meneteskan air mata. Karena merasa heran membuatnya
mengembalikan tongkatnya.
Kemudian orang itu berkata kalau ia menangis bukan
karena tongkatnya di ambil melainkan telah membuat rumput mati dan tercabut
akibat dirinya jatuh. Kejadian tersebut membuat Sunan Kalijaga tertegun atau tercengang
dan beranggapan kalau orang tersebut bukanlah orang biasa. Sehingga membuatnya
muncul keinginan untuk belajar kepada orang tersebut. Kemudian orang tersebut
memberi amanat kepadanya untuk menjaga tongkat tersebut dan dilarang pergi
sampai ia kembali.
Tiga tahun lamanya Sunan Kalijaga tetap
menjaga tongkat tersebut yang merupakan punya Sunan Bonang. Sunan Bonang
kemudian kembali ke tempat waktu itu dan melihat tongkatnya yang masih ada dan
tertancap di pinggir sungai yang masih di jaga Sunan Kalijaga. Semenjak itulah
Sunan Bonang mengajaknya ke Tuban untuk belajar atau memperdalam ilmu agama.
Kejadian tersebut yang membuat namanya menjadi KaliJaga yang memiliki arti
penjaga kali, kali artinya sungai dan jaga artinya menjaga.
Saat Sunan Kalijaga Merindukan Ibunya
Ibunya tidak bersemangat untuk hidup atau tidak
memiliki gairah hidup sejak kepergian Sunan Kalijaga. Terlebih lagi saat
adipati tuban menangkap perampok aslinya dan membuat ayahnya Sunan Kalijaga
sangat menyesal dan selalu menangis karena mengusir anaknya sendiri yang sangat
disayangi. Ibunya, yaitu Dewi Retno Dumilah tidak tahu kalau anaknya telah
kembali ke Tuban lebih tepatnya ke Sunan Bonang.
Walaupun telah lama tidak bertemu dengan keluarganya
atau kedua orang tuanya tidak membuat Sunan Kalijaga merasa rindu
terutama pada ibunya. Karena beliau mengarahkan ilmu yang dimiliki sangat
tinggi dengan membaca Al-Quran dari jauh ke Istana Tuban tempat ibunya tinggal
untuk melepas kerinduannya. Bacaannya tersebar yang sangat merdu membuat istana
kadipaten bergetar hingga sampai ke hati kedua orang tuanya.
Tidak sampai di situ, Sunan Kalijaga meneruskan
dakwahnya untuk memperluas ajaran agama islam ke daerah Jawa Tengah dan Jawa
Barat. Beliau mudah diterima masyarakat karena memiliki sifat arif dan
bijaksana yang dimilikinya. Saat di perjalanan beliau di cegat oleh beberapa
perampok dan kemudian beliau berkata kalau tidak mempunyai barang apapun yang
berharga. Hal tersebut tidak membuat perampok tersebut percaya sehingga tetap
melakukan aksinya, yaitu menggeledah. Saat itu ada keinginan untuk membuat
perampok tersebut sadar, menjauhi
perilaku tersebut dan kembali ke jalan yang benar.
Saat perampok menyerangnya beliau hanya mengibaskan
kain panjang yang ada di pundaknya. Dan membuat perampok terpental. Sehingga
membuat pimpinan perampok menyerang dengan pedang dan ingin menancapkan di
tubuh beliau. Hal tersebut membuat perampok lainnya ingin melabraknya tetapi
saat melompat tiba-tiba ditahan oleh tangan yang halus. Kejadian itu membuat
perampok kebingungan dan Sunan Kalijaga menyadarinya yang kemudian
menyuruhnya untuk menutup mata dan melihat dengan mata batinnya apa yang terjadi.
Mulai saat itu membuat perampok bertobat atau berjalan ke jalan yang tepat dan
masuk agama islam.
Membaca atau bercerita mengenai sejarah Sunan
Kalijaga tentu tidak akan bosan. Karena ada kejadian yang akan membuat Anda
tertarik untuk mengetahuinya lebih jauh lagi untuk menambah wawasannya. Dengan
membaca artikel kali ini membuat Anda mengetahui sejarah dari Sunan Kalijaga
yang berperan dalam menyebarkan agama islam.
Posting Komentar untuk "Sejarah Perjalanan Sunan Kalijaga yang Perlu Diketahui untuk Menambah Wawasan"