Mengenal Lebih Dalam Tentang Sejarah Sunan Bonang Tuban
alhuda14.net - Banyak sekali sejarah Sunan Bonang Tuban yang beredar diberbagai artikel ataupun beragam buku dan media massa. Pada artikel ini akan membahas lebih dalam tentang sejarah Sunan Bonang. Apakah Anda termasuk dalam golongan pecinta sejarah? Semoga artikel ini dapat memberi informasi lebih tentang Sunan Bonang yaa.
Siapa yang tak kenal sosok Sunan Bonang yang mempunyai
beragam cerita tentang kepintaran dan keahliannya. Sunan Bonang merupakan sosok
yang dikenal karena kedisiplinannya dan juga ilmu kanuragannya.
![]() |
Sejarah Sunan Bonang Tuban |
Kelahiran Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan anak kandung dari Sunan Ampel dan
Nyai Ageng Manila. Beliau dilahirkan pada Tahun 1465 dan diberi nama lengkap
Raden Maulana Makdum Ibrahim, namun lebih dikenal sebagai Sunan Bonang. Bonang
sendiri adalah nama sebuah desa yang berada di Kabupaten Rembang.
Nama Bonang yang disematkan pada Sunan Bonang, konon katanya
berasal dari nama marga keluarga sang Ayah. Yang bernama Bong Swi Hoo. Hingga
akhirna nama Bong Ang atau Bonang melekat pada Sunan Bonang.
Sunan Bonang sendiri mempunyai sodara kandung diantaranya
adalah Sunan Drajtat, Siti Syari'ah, Sunan demak dan Dewi Murtasiyah. Beliau
pun mempunya 3 anak kandung yang diberi nama Dewi Ruhil, Jayeng Rono, dan
Jayeng Katon.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525M, beliau pun dimakamkan
di kota Tuban. Konon katanya terdapat 2 informasi bahwa makam Sunan Bonang itu
ada 2. Satu ada di kota Tuban dan satu lagi ada di kota Madura. Katanya kala
itu ketika Sunan Bonang wafat, ada
salahsatu murid beliau yang sangat ingin memakamkan beliau di Madura.
Hingga akhirnya timbullah beberapa cerita bahwa murid
tersebut telah membawa jenazah Sunan Bonang ke Madura. Meski katanya murid dari
madura tersebut hanya dapat membawa kain kafan dan baju-baju Sunan Bonang saja.
Untuk memperingati dan menghormati wafatnya Sunan Bonang, di
kota Tuban sendiri setiap tahunnya diadakan upacara peringatan Haul Sunan
Bonang. Biasayan peringatan tersebut dilakukan setiap bulan Muharram (Sura)
pada malam Jumat Wage.
Kesaktian Sunan Bonang
Kesaktian Sunan bonangerupakan salahsatu karunia atas
kedekatannya terhadap Tuhan. Ilmu tassawuf Sunan Bonang memang sangatlah dalam.
Tercermin dalam ajaran inti yang beliau berikan pada ilmu tassawuf. Pada
tradisi dan ajaran Islam sendiri, kesaktian tersebut merupakan karamah karena
kedekatannya kepada Tuhan pada orang-orang terpilih.
Karamah merupakan anugerah yang diberikan kepada orang-orang
pilihan saja. Karena syarat utama untuk mendapatkankaramah adalah mampu menjaga
hawa nafsu. Selain itu, karamah juga dapat didapatkan melalui beberapa ritual
keagamaan khusus yang salahsatu syaratnya adalah tadi, hawa nafsu.
Karena Sunan Bonang merupakan salahsatu Wali Songo yang
dikenal sangat ulung dan menguasai ilmu fiqih, seni, sastra, arsitek, ilmu kesakstiannya dan
kedigdayaannya. Karena sedari kecil Sunan Bonang sudah dibekali ilmu dan ajaran
agama Islma dengan displin oleh Ayahnya.
Saat remaja, Sunan Bonang beserta saudaranya yaitu Raden
Paku menjelajah negeri Pasai untuk mempelajari ilmu agama Islam. Mereka belajar
juga ilmu agama para para ulama atau tokoh agama dari negeri Mesir, Arab,
Persia dan Iran yang berada di negeri Pasai.
Sunan Bonang Mengubah Aliran Sungai
Dalam Sejarah Sunan
Bonang Tuban, disebutkan bahwa Sunan Bonang mampu mengubah aliran sungan
Brantas dengan keahlian dan pengetahuannya. Sunan Bonang mengubah aliran sungai
pun bukan tanpa tujuan.
Dalam masa penyebaran agama Islam kala itulah, Sunan Bonang
mengubah aliran sungai Brantas. Karenanya wilayah yang menolak ajaran agama
Islam dibuat kekeringan, bahkan sebaliknya wilayah lain sangat berlimpah hingga
mengalami kebanjiran.
Perdebatannya dengan Buto Lucoyo dan Nyai Pluncing yang
menolak ajaran agama Islam, terlihat bahwa mereka tak mampu Menandingi Sunan
Bonang. Hingga akhirnya mereka terkalahkan oleh Sunan Bonang.
Kiprah Sunan Bonang Dalam Penyebaran Agama Islam Di Pulau
Jawa
Dalam penyebaran agama Islam Sunan Bonang meneruskan jejak
ayahnya, yaitu dengan mendirikan pesantren. Murid-muridnya di pesantren dididik
dan dibekali ilmu yang kelak akan membantu dalam penyebaran agama Islam
diseluruh Pulau Jawa.
Tak hanya berdiam diri saja dalam mengawasi dan mendidik
muridnya di pesantren. Sunan Bonang pun melakukan penyebaran agama islam dengan
berkeliling. Alat yang beliau pergunakan untuk berdakwah adalah dengan
menggunakan karya seni.
Karya seni yang digunakan meliputi carangan pewayangan dan
suluk atau tembang tangsil. Carangan pewayangan sendiri merupakan salahsatu
hasil karya Sunan Bonang dan digubah oleh Sunan Kalijaga.
Adapaun karya carangan pewayangannya yaitu, Petruk Dadi
Ratu, Dewi Ruci, Semar Mbarang Jantur, dan masih banyak lagi. Sedangkan karya sastra yang digubahnya adalah
sebagai berikut, Kitab Bonang (Suluk Sunan Bonang), Gita Suluk Latri, dan masih
banyak lagi. Suluk tersebut merupakan hasil pengalaman Sunan Bonang selama
menjalani Tassawuf.
Cara Dakwah Sunan Bonang
Sejarah Sunan Bonang Tuban dalam dakwahnya adalah dengan
menggunakan alat musik tradisional. Dengan menggunakan kesenian tradisional ini
Sunan Bonang meyakini bahwa hal ini adalah cara yang paling tepat untuk
berdakwah Islam. Karena masyarakat akan sangat beesimpati terhadap kesenian
rakyat tradisional.
Kesenian yang dipelajari untuk menjadi salahsatu cara dalam
penyebaran agama Islam adalah seni Bonang. Kesenian ini merupakan yang
menggunakan alat musik bernama Bonang. Alat muski Bonang adalah alat musik
tradisional yang terbuat dari kuningan. Bentuknya sendiri terdapat bagian
lonjong dibagian tengah, yang apabila dipukul dengan benda atau kayu lunak akan
memberikan bunyi yang merdu.
Karena suaranya yang merdu, membuat masyarakat berdatangan
ingin mendemgarkan dan menyaksikannya. Setelah membuat masyarakat simpati,
mulailah Snan Bonang menyisipkan beberapa ajaran agama Islam pada masyarakat
melalui tembang yang dinyanyikan. Dimana tembangctembangbteraebut berisi
nilai-nilai agama Islam. Sehingga membuat masyarakat tanpa sadar sudah
mempelajari agama Islam.
Imam Masjid Demak
Kisah penyebaran agama Islam yang dibawakan olwh Sunan
Bonang tidak selalu beejalan sempurna. Apalagi ketika Sunan bonang masih
beruaia mudan. Dalam kisahnya di Babad Dahi Kediri, menyebutkan bahwa Sunan
Bonang secara brutal memberantas kepercayaan syirik. Hal teraebut dilakukan
dengan cara melakukan pemberantasan dan penghancuran semua patung sesmbahan
maayarakat.
Sunan Bonang mendapatkan panggilan dari Pangeran Ratu (Raden
Patah) untuk menjadi Imam Masjid Demak.
Sunan Bonang menerima tawaran tersebut. Namun padaa akhirnya jabatan tersebut
ditingalkannya.
Keteladanan Sunan bonang
Bentuk keteladanan Sunan Bonang dalam penyebaran agama Islam
yang dapat kita petik pada saat ini adalah berdakwah bisa dimana saja.
Penyebaran agama islam dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan
beebagai cara.
Seperti jejak Sejarah
Sunan Bonang Tuban dalam penyebaran agama Islam melalui tembangnya, dapat
ditiru dan dijalankan. Memanfaatkan keahlian dalam seni untuk berdakwah
sangatlah mulia.
Selain daripada meniru cara Sunan Bonang dalam penyebaran
Islam ada juga bentuk keteladanan yang dapat dilakukan. Yaitu dengan berjiaran
ke makan Sunan Bonang yang terletak di kota Tuban. Letak makam Sunan Bonang pun
sangat syategis, karena hanya berjarak 200m dari alun-alun kota Tuban.
Itulah tadi, beberapa
pemahaman lebih mendalam tentang sejarah
sunan Bonang Tuban yang dapat kami uraikan. Semoga artikel ini dapat
membantu Anda untul dapat memahami lebih dalam tentang sejarah Sunan Bonang
yaa.
Posting Komentar untuk "Mengenal Lebih Dalam Tentang Sejarah Sunan Bonang Tuban"