Makam dan Masjid Sejarah Sunan Kuning Tulungagung
alhuda14.net- Sunan Kuning merupakan tokoh Islam di Tulungagung, yang letaknya di desa Macanbang. Yang merupakan salah satu objek wisata sejarah Islam.
sejarah Desa Macanbang
Desa Macanbang ini merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung yaitu Provinsi Jawa Timur. selanjutnya Desa macanbang ini merupakan salah satu desa yang memiliki sejarah dan juga latar belakang dari karakter dan ciri khas tertentu dari suatu daerah. sejarah dari desa tersebut sering kali tertuang dalam cerita dongeng yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu.
![]() |
Sejarah Sunan Kuning Tulungagung |
Sehingga sangat
sulit sekali untuk dibuktikan secara fakta. Terkadang, cerita atau legenda tersebut dihubungkan dengan
mitos tempat tertentu yang sering kali dianggap
keramat. dalam hal ini desa macanbang memiliki identitas tersendiri dari desa
lain yang telah dituangkan dalam sebuah Legenda.
Hal tersebutlah yang
menyebabkan banyaknya sumber cerita yang sampai kini dipercaya dan dijadikan
pedoman sebagai tempat keramat orang terdahulu di desa Macanbang. Dari berbagai macam sejarah Sunan Kuning Tulungagung telah mengangkat salah satu cerita yang mungkin
banyak dipercayai oleh sebagian besar orang sebagai dasar disebutnya desa alas Semampir. Cerita ini cukup sangat melegenda dari sejak zaman
dahulu hingga sekarang.
Dan juga tersebar
luas di seluruh dusun yang ada di wilayah Desa Macanbang bahkan juga menjangkau wilayah dari luar kota. Legenda dari Desa Semampir menjadi Desa Macanbang ini dimulai Ketika saat itu di desa ini
orangnya masih banyak yang percaya dan yakin akan hal-hal yang berbau mistis
atau takhayul. Sehingga peradaban
orang-orang belum mengenal agama secara keseluruhan.
Dalam sejarah
Sunan Kuning Tulungagung
bahkan orang-orang yang hidup di desa tersebut masih mengandalkan hal yang
bersifat mistis. Misalnya saja dalam
menjaga kewibawaan diri, banyak dari beberapa orang yang datang ke tempat
pemujaan untuk meminta berkah dan juga untuk mengalahkan lawan-lawan mereka
ketika sedang ada suatu pertarungan.
Selain itu juga
terdapat warga atau masyarakat yang memiliki
hajat, membawa nasi tumpeng untuk digunakan dalam meminta berkah atau
keselamatan kepada Tuhan ke masjid. Menuju Punden serta mengirimkan doa-doa
berupa toyibah dan tahlil agar hajatan tersebut diberi Barokah.
Jika zaman
purbakala 475M. yang tepatnya pada tahun 1478 sampai dengan 1550 saat itu
kerajaan Demak lamanya 42 tahun. Sejarah Sunan Kuning Tulungagung merupakan sosok
tokoh Islam. Yang saat ini
makamnya masih sering menjadi tempat wisata religi. Makam Sunan Kuning yang tepat berada di daerah desa Macanbang, Kecamatan Gondang.
Sebelum Anda
memasuki area pemakaman anda akan memasuki pintu gerbang yang berwarna putih. Untuk lokasi area makam dan juga Masjid Sunan
Kuning sendiri ini dikelilingi oleh pagar batu bata kuno dengan tinggi 1,5 M
dengan panjang 5,5 m dan juga lebarnya 45 m.
Sebelum Anda
memasuki makam, anda akan menjumpai
pintu kayu yang tingginya 1 M sehingga ketika masuk anda perlu untuk
menjongkok. Bukan hanya Sejarah
Sunan Kuning Tulungagung
saja, namun ketika Anda memasuki makam Sunan Kuning terdapat 3
makam yang berada di sebelahnya pada bagian selatan terdapat 7 buah makam lagi.
Dan sedangkan makam Sunan Kuning ini sendiri diberi
penyekat yang tertutup dengan kain putih (mori).
Pada bagian Selatan
cungkup makam Sunan Kuning yang dibatasi dengan menggunakan tembok kebal. Terdapat pula makam-makam kerabat dan juga
keturunan dari keluarga Mbah sangidin. Nyatanya, bahwa Kompleks Masjid dan juga makan merupakan
kesatuan hakikat dari proses perjalanan religi sosok tokoh Islam.
Sunan Kuning Tradisi Tutur Lisan
Menurut legenda dan
tradisi sejarah
Sunan Kuning Tulungagung,
tulisan ini sangat dipercayai oleh masyarakat sekitar yang hal ini diceritakan
oleh juru kunci masjid dan juga makam Sunan Kuning di desa macanbang. jika
dahulu kala ada seorang wali yang sangat Sakti mandraguna. Beliau yaitu Sunan Kuning, dan Sunan Kuning pula merupakan penyebar agama
Islam.
Oleh karena itu, beliau berkelana dengan Tanpa Tujuan yang pasti
beliau hanya memiliki tekad yang sangat bulat dalam mengajarkan agama Islam
Kepada seluruh masyarakat. Dan
Pada suatu hari, Sunan Kuning singgah yang di mana nama asli yaitu Zainal
Abidin di sebuah alas.
Menurut sejarah
Sunan Kuning Tulungagung hutan
tersebut bernama hutan Semampir. Dan
di tempat itulah beliau bertemu dengan seorang dari udowo yang tidak lain yaitu
legenda udowo yang memiliki kesaktian Yaitu dapat merubah wujud menjadi seekor
macan. dalam pertemuannya tersebut terjadilah adu kesaktian antara Zainal
Abidin atau Sunan Kuning dengan Udowo yang ketika itu sedang merubah wujudnya
menjadi seekor macan.
Lalu udowo yang ketika
menjadi kalah lalu sang macan itu memutuskan untuk mengabdi kepada Sunan
Kuning. Lalu udowo tersebut
mengikuti kemanapun Sunan Kuning pergi dan apapun ucapkan oleh sunan kuning
udowo turuti. dan sehingga kini makan tersebut menjadi anak buah dari Sunan
Kuning. Dari Sekian lamanya
sang macan mengikuti Sunan Kuning, hingga pada akhirnya sang macan ingin
meminta minuman yaitu arak.
Lalu diberikannya
dua buah mangkok arah oleh sunan kuning, yang satunya diberi kepada macam
tersebut, dan satunya juga diberi untuk dirinya sendiri. Karena raga dan jiwa beliau yang suci akan benda-benda yang berbau haram tersebut. Dalam sejarah Sunan Kuning Tulungagung, akhirnya setelah beliau meminum arak tersebut
beliau meninggal dunia.
Akan tetapi, sebelum beliau meninggal dunia Sunan Kuning
sempat berkata kepada sang macan bahwa wujudnya hanyalah manusia namun jiwanya
tetap seperti macan.
Penemuan Masjid dan Makam yang Ditemukan oleh Mbah Sangidin
Perlu untuk anda
lebih tahu bahwasanya yang pertama kali menemukan atau menjumpai keberadaan
makam Sunan Kuning dan masjid tersebut yaitu Mbah Sangidin. yang tak lain dan
tak bukan an beliau merupakan murid dari santri Kyai Ageng Muhammad Besari yaitu
dari Tegalsari Ponorogo. Ketika
itu Mbah sang Idin melakukan misi keagamaan di daerah brang Wetan.
Makam dari Sunan
Kuning tersebut tidak hanya Mbah Sangidin saja, namun juga terdapat 3 orang
temannya. Wido Muhammad, Barat Ketigo,
dan juga Alang Kemitir. Maka dari itu, dengan adanya Mbah Sangidin ini sebagai pembabat alas. Beliau juga menemukan makam dan juga masjid. Mbah
Sangidin ini juga merasa menerima
petunjuk kepada makam yang terdapat di sebelah barat masjid tersebut yang memiliki
sebutan Sunan Kuning.
Keluarga dan
keturunan dari Mbah sangidin ini menjadi juru kunci dan didapatkannya secara
turun-temurun. Nilai yang
terpenting dari adanya masjid dan makam tersebut menentukan dalam pemberian
sebuah pelajaran bagi generasi di masa depan. Contoh tokoh
penyebar Islam senantiasa memiliki keagungan. Dan kini, situs
bersejarah Islam tersebut menjadi suatu objek wisata religi bagi masyarakat
yang ingin berkunjung.
Itulah sejarah
Sunan Kuning Tulungagung semoga ulasan ini bermanfaat. Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Makam dan Masjid Sejarah Sunan Kuning Tulungagung"