Kisah dan Metode Dakwah Sunan Bonang di Nusantara
alhuda14.net - Kisah dan Metode Dakwah Sunan Bonang di Nusantara - Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim merupakan salah satu anggota dari sembilan wali yang ikut berperan dalam menyebarkan agama Islam di nusantara. pertama dari Sunan Ampel.
Dari beberapa sumber juga menyebutkan bahwa Sunan
Bonang atau Raden Makdum Ibrahim lahir pada tahun 1465 Masehi. Juga merupakan putra
dari Sunan Ampel dan Dewi condrowati. Oleh karena itu Sunan Bonang juga
memiliki cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim sedangkan ibunya merupakan putri
dari seorang Adipati Tuban yaitu Aryo tejo. simak juga
![]() |
dakwah Sunan Bonang |
Metode Penyebaran Agama Islam Sunan Bonang Dengan Menggunakan Alat Gamelan
Sebelum Islam masuk ke nusantara masyarakat banyak menganut
ajaran Hindu dan Budha. Maka dari itu para Wali Songo dalam menjalankan dakwahnya
lebih kepada kebudayaan. Yaitu penanaman unsur Islami tanpa
mengubah budaya atau keseharian masyarakat yang telah ada sebelumnya. Dalam dakwah Sunan Bonang sendiri menyebarkan ajaran Islam dengan menggunakan
kebudayaan Jawa.
Gamelan milik Sunan Bonang merupakan jenis gamelan yang
terbuat dari Kuningan dan berbentuk bulat dengan benjolan yang terdapat di
tengahnya. Apabila beliau memainkan alat tersebut maka masyarakat
sekitar akan datang. bahkan juga tidak jarang masyarakat sekitar ingin mencoba
lagu yang mengiringinya.
Sunan Bonang juga merupakan wahyu Allah yang mempunyai cita rasa seni yang sangat tinggi. Setiap lagu yang beliau bawakan dan juga beliau Tunjukkan memiliki sisi pesan-pesan agama Islam. Dan juga dakwah Sunan Bonang pada setiap baitnya terdapat dua kalimat syahadat. Oleh karena itu masyarakat akan sangat mudah menerima ajaran Islam tanpa perlu paksaan. Setelah beliau berhasil merebut simpati mereka, beliau mengisi Islam yang lebih dalam.
Metode-Metode Karya Sastra Dakwah Sunan Bonang
Selain menggunakan gamelan dan juga pertunjukan wayang, beliau juga
terkenal sering membuat karya sastra
yang berbentuk tembang tamsil atau suluk. yang salah satu karyanya sering
dilantunkan sampai sekarang. suruh sendiri merupakan kosakata bahasa Arab yang
mempunyai makna menempuh jalan tasawuf. Yang bila diungkapkan sebagai prosa
disebut wirid. Berikut macam-macam suluk Sunan Bonang :
- Suluk Wujil
Dakwah Sunan Bonang menggunakan Suluk wujil yang merupakan
suluk paling terkenal. Nama suluk wujil diambil dari nama salah satu cantik beliau. Yang pada setiap
syairnya terdapat dua makna. makna pertama yaitu menggambarkan suasana
peralihan dari ajaran agama. Baik dalam segi politik, budaya, sastra,
kepercayaan, dan juga gaintelektual.
Sama halnya dengan
kerajaan Majapahit kerajaan Hindu terbesar dan terakhir di Pulau Jawa lalu
diganti dengan Kesultanan Demak. Namun makna keduanya menjelaskan
perenungan ilmu Sufi.Yang di mana ilmu Sufi merupakan ilmu yang mempelajari
konsep Ketuhanan dan juga perbendaharaan yang dimiliki-Nya.
Suluk dimulai karena
salah satu murid dari dakwah Sunan Bonang yaitu wujil Kinasih. Wujil kinashi ingin
mengetahui mengenai seluk-beluk agama hingga ke rahasia yang paling sangat
mendalam. Makna yang tersirat dari suluk wujil yaitu mengenai pengenalan diri,
hakikat dari sebuah niatan, dan bertujuan dari orang yang beribadah.
2. Gita Suluk Latri
Gita suluk Latri
merupakan salah satu suluk Sunan Bonang yang masih tersimpan di universitas
Laiden. Hal ini menggambarkan tentang seseorang yang yang gelisah
akan menunggu kedatangan sang kekasih. Maka semakin larut malam akan
kegelisahan dan kerinduannya semakin dalam.
3. Suluk Khalifah
Sementara itu dulu
ini lebih seperti penggambaran sejarah perjuangan Walisongo. Dalam setiap dakwah Sunan Bonang syair
Suluk Khalifah ini merupakan
salah satu sejarah
perjuangan Walisongo dalam menyebarkan Islam di seluruh Nusantara. Di dalam syair suluk
khalifah memiliki kisah rohani dalam mengajari seseorang
untuk masuk ke ajaran Islam.
4.
Suluk Jebeng
Suluk jebeng ini lebih dikenal sebagai tembang Dandanggula. Penamaan dari suluk jebeng ini diambil dari istilah orang muda yang dihormati karena menuntut ilmu. Dimulai dengan Percakapan mengenai pembentukan khalifah di muka bumi. Dan untuk dakwah Sunan Bonang ini sebagai pengenalan hakikat diri sebagai upaya dalam menuju jalan kebenaran.
Bukan hanya itu juga, suluk jebeng ini
menggambarkan tentang penyatuan manusia dan
penciptanya. yang seolah-olah seperti gema dan suara yang harus saling
tahu satu sama lain.
Meskipun Sunan Bonang memiliki ilmu dengan kesaktian yang
sangat tinggi, Akan tetapi beliau tidak pernah merasa sombong sedikitpun. Karena beliau tahu
bahwa tidak ada yang gak bisa mati dan juga kuat dibandingkan Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. Dengan dakwah Sunan Bonang dan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Bonang
telah mengubah kiblat masyarakat Indonesia.
Untuk dapat memeluk agama Islam tanpa harus adanya paksaan. Dan pada akhirnya
berita mengenai Sunan Bonang telah diketahui dan tersebar ke seluruh Nusantara
dan juga kepada para pendeta atau Brahmana di India.
Brahmana India Menentang Sunan Bonang
Di setiap dakwah Sunan Bonang yang hal tersebut merupakan hal yang baik.
Namun masih ada saja yang memiliki niatan buruk ia seorang Brahmana dari India
bernama Sakyakirti yang rela melewati laut untuk menuju ke pulau Jawa hanya
untuk menantang Sunan Bonang. Beliau bersama muridnya menuju
dengan membawa kitab referensi untuk dipakai ketika beradu
debat.
Dan ketika berada di tengah lautan, Brahmana tersebut berdiri
dengan Sombongnya di atas geladak kapal dan beliau juga bersumpah untuk menebas
leher Sunan Bonang.
Kesombongan yang Sangat Tinggi Kitab Milik Brahmana Tenggelam
Ketika kapal Brahmana tersebut menuju
ke perairan Tuban untuk pergi
menuju dakwah Sunan Bonang. Namun tiba-tiba terdapat badai yang menghantam kapal yang
mereka tunggangi. berbagai cara telah mereka lakukan untuk menghalau badai
tersebut.
Nyatanya yang terjadi mereka kehabisan tenaga dan kapal
tersebut tenggelam. Setelah mencari beberapa potongan kayu untuk menyelamatkan
diri dari lautan. setelah sampai di pesisir dia tidak lagi memiliki kitab
referensi yang telah susah payah ia dapatkan.
- Bertemunya dengan Sesosok Orang Berjubah Putih
Meskipun telah
kehilangan semuanya bermakna tersebut untuk berdebat dengan Dakwah Sunan
Bonang tidak pernah surut. Brahmana dan juga
para muridnya terdampar di pesisir pantai yang tidak mereka kenal. Bahkan juga tidak ada
seorangpun yang dapat ditanya. kecuali hanya terdapat orang yang berjubah putih
dengan menggunakan tongkat.
2. Kitab dan Keluarnya Air yang Telah Tenggelam
Brahmana tersebut menceritakan mengenai kapalnya yang
tenggelam. Lalu tanpa berpikir panjang lagi, Orang dibalik baju putih
tersebut kemudian mencabut tongkatnya lalu mengeluarkan air yang segar. Lalu, Brahmana
tersebut kaget kaget karena muncul kitab bersama dengan tersebut. simak juga tentang
3.
Brahmana yang
Bertekuk Lutut di Kaki Sunan
Lalu sang Brahmana
tersebut memberanikan diri untuk bertanya. Bertanya mengenai di mana tempat mereka terdapar ketika
itu. Lalu orang yang berbaju putih tersebut mengatakan bahwa
daerah tersebut merupakan daerah Tuban. Lalu Sunan menurut mereka berdiri dan
meyakinkan mereka dengan tujuan utama mereka yaitu berdebat dengan dakwah Sunan
Bonang.
Itulah dakwah Sunan Bonang yang dapat menjadikan sebuah pembelajaran.
Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Kisah dan Metode Dakwah Sunan Bonang di Nusantara"