Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Begini Sejarah Sunan Giri Lengkap

alhuda14.net - Begini sejarah Sunan Giri lengkap yang harus Anda ketahui. Sunan Giri atau Raden Paku dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Jejak dakwah beliau dan keturunannya mencakup daerah Martapura, Banjar, Kutai, Pasir, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Buton, hingga Gowa.

Sunan Giri sendiri merupakan anak dari seorang ulama dari Gujarat, Syeh Maulana Ishaq yang menikah dengan Dewi Sekardadu. Ibu Sunan Giri adalah puteri dari Kerajaan Hindu di Blambangan. Simak ulasan tentang sejarah Sunan Giri lengkap di bawah ini.

sejarah Sunan Giri lengkap

Biografi Sunan Giri

Sunan Giri lahir dilahirkan di Blambangan (sekarang Banyuwangi) pada 1442 M dengan nama Muhammad Ainul Yakin. ibunya merupakan puteri kerajaan Blambangan yang bernama Dewi Sekardadu dan ayahnya adalah Syeh Maulana Ishaq yang juga merupakan saudara Syeh Maulana Ibrahim atau biasa dikenal dengan nama Sunan Ampel.

Asal-Usul Sunan Giri

Syeh Maulana Ishaq yang mendakwahkan Islam ke daerah Blambangan sesuai dengan saran saudaranya Sunan Ampel, berhasil menyembuhkan penyakit tuan putri. Karenanya Raja Blambangan pun menikahkan putrinya tersebut dengan Syeh Maulana Ishaq. Namun sayangnya Raja Blambangan justru merasa keberatan untuk masuk islam.

Raja juga berusaha menghalagi kegiatan dakwah yang dilakukan Syeh Maulana Ishaq. Terlebih lagi, Raja juga memerintahkan pasukannya untuk membunuh Syeh Maulana Ishaq. Untuk itu, Syheh Maulana Ishaq pun memutuskan untuk kembali ke Pasai, Aceh. Beliau tidak tahu ternyata isrtinya Dewi Sekardadu sedang mengandung.

Setelah lahir, Raja Blambangan memerintahkan untuk menyingkirkan bayi tersebut dengan menghanyutkannya di selat Bali tanpa sepengetahuan ibunya Dewi Sekardadu. Setelah lama terombang-ambing di samudra, bayi tersebut akhirnya ditemukan oleh kapal milik saudagar kaya dari Gresik, Nyai Ageng Pinatih.

Nyai Ageng Pinatih tidak memiliki anak. Sehingga bayi tersebut diangkat menjadi anaknya dan diberi nama Joko Samudro yang kelak menjadi salah satu ulama karismatik dengan ilmu Agama yang mumpuni.

Sunan Giri Belajar Di Ampel Denta

Nyai Ageng menitipkan Joko Samudra ke Pesantren Sunan Ampel di Surabaya saat beliau berusia 7 tahun. Di sini Sunan Giri belajar mengenai agama islam. Joko Samudra tampil sebagai murid yang cemerlang. Sunan Ampel pun melihat bahwa Joko Samudra bukan anak biasa. Inilah mengapa beliau berusaha mencari tahu asal usul Joko Samudra.

Setelah yakin bahwa joko Samudra tidak lain adalah keponakannya sendiri, Ia pun memberikan nama Raden Paku sesuai dengan amanat saudaranya, Ayah Sunan Giri, Syeh Maulana Ishaq. Diharapkan nantinya Joko Samudra dapat menjadi paku Islam di tanah Jawa.

Sunan Giri Belajar Di Pasai

Setelah belajar selama 3 tahun di Ampel Denta, Sunan Ampel pun meminta Raden Paku melanjutkan pembelajarannya ke Mekkah. Namun sebelumnya, Sunan Ampel memerintahkan Raden Paku dan putranya Raden Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk pergi ke Pasai menemui Syeh Maulana Ishaq.

Di Pasai, Raden Paku dan Raden Maulana Makhdum Ibrahim belajar kepada Syeh Maulana Ishaq selama 3 tahun. Setelah dianggap cukup, mereka pun berangkat ke Mekkah. Namun Syeh Maulana Ishaq berpesan agar mereka kembali ke tanah Jawa setelah pelajaran mereka selesai. Karena kemampuan mereka sangat dibutuhkan untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Sunan Giri Mendirikan Pesantren

Saat Raden Paku hendak pulang ke Jawa, ayahnya memberikan segemgam tanah. Raden Paku diperintahkan untuk menemukan daerah dengan jenis tanah yang sama di Jawa sebagai tempat mendirikan pesantren.

Tanah tersebut harus sama dengan bau dan jenis yang diberikan ayahnya. Oleh karena itu Raden Paku pun berjalan untuk menemukan daerah tersebut. Akhirnya beliau menemukandan membangun pesantren di Desa Sidomukti, dekat kota Gresik. Tanahnya berbukit sehingga Raden Paku pun mendapat gelar Sunan Giri.

Giri artinya bukit. Selama 3 bulan pesantren Sunan Giri semakin ramai dan dikenal masyarakat luas. Tak heran akhirnya beliau mendirikan sebuah kerajaan yang diberinama dengan Giri Kedaton.

Metode Dakwah Sunan Giri

Sunan Giri  menciptakan lagu anak-anak dengan menyematkan unsur religius di dalamnya. Seperti lagu Lir Ilir dan Cublek Cublek Suweng. Beliau juga menciptakan permainan yang disebut Jeglungan.

Permainan ini dimaksudkan guna mengajarkan orang  untuk menyelamatkan hidup dengan cara berpegang teguh kepada ajaran agama Islam. Karenanya bisa disimpulkan Sunan Giri tidak menyebarkan agama Islam dengan cara memaksa atau cara yang kasar.

Peran dakwah Sunan Giri di Blambangan

Setelah melaksanakan ibadah haji Sunan Ampel menugaskan Sunan Giri untuk berdakwah di daerah Blambangan. Tempat Prabu Minak Sembayu atau kakek kandungnya sendiri berkuasa. Meski sempat ingin melenyapkan Sunan Giri saat masih kecil, Raja Blambangan tersebut justru merasa sangat senang dapat bertemu dengan cucunya kembali.

Ia bahkan tidak melarang Sunan Giri untuk berdakwah di Blambangan. Dengan demikian Islam pun mulai berkembang secara luas di sana dan Sunan Giri pun menjadi lebih dikenal masyarakat sebagai alim ulama yang memiliki pengetahuan agama yang luas.

Peran dakwah Sunan Giri di Gresik

Suatu saat Sunan Ampel pernah meminta Raden Paku untuk mengunjungi ibu angkatnya, Nyai Ageng Pinatih. Sesampainya di Gresik, Radeng Paku membantu ibunya berdagang. Di samping berdagang, beliau juga turut membantu ajaran Islam. Suatu ketika, Raden Paku mengubah karung yang berisi pasir dan batu menjadi emas, damar, rotan, dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan karena beliau mengetahui bahwa ibu angkatnya terebut tidak pernah mau bersedekah. Sejak saat itu, Nyai Ageng Pinatih mula senang bersedekah dan juga berzakat kepada masyarakat yang membutuhkan. Akhirnya ajaran Islam mulai berkembang pesat di kota Gresik dan berlangsung hingga sekarang. 

Peran Sunan Giri Pada Peresmian Masjid Demak

Saat Mesjid Demak hendak diresmikan, Sunan Kalijaga memberikan usul agar acara tersebut dibuka dengan pertunjukkan wayang kulit. Saat itu wayang yang digunakan masih berbentuk wayang beber atau gambar manusia yang dibeber/digambar pada sebuah kulit binatang.

Usul Sunan Kalijaga tersebut ditolak mentah-mentah oleh Sunan Giri. Hal ini karena wayang tersebut bergambar manusia yang hukumnya haram dalam Islam. Akhirnya Sunan Kalijaga mengubah bentuk wayangnya hingga tidak menyerupai manusia. Seperti wayang kulit yang kita kenal sekarang.

Karena tidak menyerupai manusia, pada akhirnya Sunan Giri pun mendukung metode penggunaan wayang kulit untuk mensyiarkan Islam. Sunan Kalijaga terinspirasi untuk menamakan pemimpin dari dari dewa dalam pewayangan dengan nama  Sang Hyang Girinata yang arti sesungguhnya yaitu sunan Giri yang menata.

Sunan giri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kerajaan Islam baik itu di Jawa atau di luar Jawa. Buktinya, jika ada seseorang yang hendak dinobatkan menjadi raja biasaya harus memperoleh pengakuan dari Sunan Giri. Sunan Giri yang selalu teguh dalam menyiarkan agama Islam membawa dampak positif bagi generasi Islam berikutnya.

Beliau mengajarkan Islam sesuai dengan ajaran Nabi tanpa dicampuri dengan adat istiadat lama. Meski demikian beliau juga tidak menggunakan cara-cara yang memaksa dan kasar. Nah, demikian tadi sejarah Sunan Giri yang harus diketahui. Semoga dengan mengetahui sejarah hebat beliau dapat menambah pengetahuan dan keimanan. Semoga Bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Begini Sejarah Sunan Giri Lengkap"